Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Hidup Mahasiswa!! Hidup Rakyat Indonesia!!
Sumpah pemuda!!
Kami Putra putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kami putra putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami putra putri Indonesia, menjujung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Pada Rabu 28 Oktober 2015, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH Unila) selaku ko0rdinator, dan bersama BEM fakultas lainnya, yaitu BEM Fisip, Ekonomi, dan Pertanian bersama-sama turun ke jalan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Saat ini adalah tepat perayaan Hari Sumpah Pemuda ke 87 tahun, tepat pada tahun ini kembali mahasiswa Unila menyuarakan inspirasinya di dalam aksi damai yang dilakukan di Bundaran Air Mancur Unila yang bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada mahasiswa yang sudah mulai apatis apa arti sesungguhnya Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah suatu sumpah yang diutarakan oleh pemuda indonesia pada zaman penjajahan sebagai pergerakan dalam kemerdekaan Indonesia, di dalam Sumpah Pemuda itu termuat makna dan historis yang sangat luas. Pada zaman modern saat ini perlahan makna Sumpah Pemuda semakin pudar akibat pergaulan pemuda saat ini yang hedon dan pragmatis dan sangat tidak sesuai dengan norma kesopanan.
Dalam aksi damai ini, BEM FH Unila memiliki tujuan agar ke depannya mahasiswa atau pemuda Indonesia bisa menjadi pemuda yang idealis dan sosialis bukan menjadi mahasiwa yang apatis, sungguh benar revolusi berawal dari tempat tidur tetapi revolusi tidak akan pernah terjadi di atas tempat tidur, ujar Anggun Ariena selaku Wakil Gubernur FH Unila.
Sumpah Mahasiswa!!
Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah, Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan
Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah, Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan
Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah, Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan
Mahasiswa adalah agen of change, maka dari itu kita sebagai mahasiswa harus selalu berpikir kritis dan selalu mengabdi kepada masyarakat, kita akan terilhat kuat apabila kita bersama-sama dan diam adalah awal dari kehancuran, kata Wahyu Ardinata selaku Kordinator Lapangan.
Aksi yang dilakukan oleh mahasiwa ini sangatlah positif, karena dalam aksi ini mengangkat unsur nasionalisme agar mahasiswa mengingat kembali sejarah pemuda Indonesia.