Bandarlampung (ANTARA) - Sebanyak 22 mahasiswa asal Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) tengah mengikuti program Student Mobility di Institut Teknologi Sumatera (Itera). Mereka berasal dari dua program studi, yaitu Teknik Mesin dan Teknik Elektro.
Program ini memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk memperdalam ilmu akademik, memperluas wawasan budaya, dan menikmati keindahan alam Lampung dan Sumatera.
Di antara para peserta, tiga mahasiswa, yaitu Muhammad Aiman Mustaqim bin Mohammad Nazri, Loganraj A/L Munisamy, dan Lim Wey Ping, berbagi pengalaman mereka selama belajar di Itera. Aiman, mahasiswa Teknik Mesin, mengungkapkan bahwa suasana akademik di Itera berbeda dengan di kampus asalnya.
“Suasana di sini lebih santai. Kami belajar hal yang sama seperti di UTeM. Hanya saja di Itera, kami fokus pada beberapa proyek besar yang sangat membantu dalam mengaplikasikan ilmu,” ujar Aiman.
Loganraj, juga dari Teknik Mesin, menambahkan bahwa metode pembelajaran di Itera lebih praktikal.
“Mata kuliah di sini serupa dengan yang ada di UTeM, tetapi pengajaran di Itera lebih berorientasi pada proyek. Ini memberi kami pengalaman langsung yang sangat berharga,” jelasnya.
Kami sudah mengunjungi Pulau Subesi, Pantai Kalianda, Gunung Krakatau, dan Puncak. Pemandangannya indah dan air lautnya sangat jernih. Suasananya berbeda dengan Malaysia, lebih segar.
Selain kegiatan akademik, para mahasiswa ini juga menikmati keindahan alam Lampung. Lim Wey Ping bercerita tentang kunjungannya ke beberapa destinasi wisata.
“Kami sudah mengunjungi Pulau Subesi, Pantai Kalianda, Gunung Krakatau, dan Puncak. Pemandangannya indah dan air lautnya sangat jernih. Suasananya berbeda dengan Malaysia, lebih segar,” ungkap Lim dengan antusias.
Belajar Bahasa
Namun, ada tantangan yang mereka hadapi, terutama dalam hal bahasa.
“Sulit untuk berkomunikasi cepat karena kami masih belajar bahasa Indonesia. Tapi, teman-teman di Itera sangat sabar dan membantu,” kata Aiman.
Selain itu, mereka juga perlu beradaptasi dengan makanan Indonesia yang cenderung lebih pedas.
Meskipun demikian, pengalaman di Itera dianggap sangat berharga, baik secara akademik maupun personal. Loganraj mengungkapkan bahwa ia menjadi lebih mandiri selama mengikuti program ini.
“Ini kali pertama saya ke Indonesia, dan saya belajar banyak, bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang budaya dan interaksi sosial,” ujarnya.
Lim menambahkan bahwa program ini memberikan manfaat besar untuk pengembangan diri.
“Kami belajar bagaimana orang Indonesia bekerja dan belajar, serta mendapatkan wawasan baru tentang dunia luar,” katanya.
Aiman memberikan pesan kepada mahasiswa Malaysia lain yang tertarik dengan program ini.
“Persiapkan diri dengan bahasa dan budaya Indonesia. Jangan takut mencoba karena banyak hal menarik di Itera yang dapat dipelajari,” ucapnya.
Program Student Mobility ini tak hanya memperluas pengetahuan akademik, tetapi juga membuka peluang pengembangan diri bagi mahasiswa UTeM. Interaksi lintas budaya dan pengalaman belajar di lingkungan baru memberikan bekal yang berharga untuk menghadapi dunia global yang semakin terhubung.