Bandarlampung (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung Otto Fitriandy mengatakan adanya program Bank Sampah Sekolah dapat mendukung edukasi kecakapan literasi keuangan bagi peserta didik.
"Program Bank Sampah Sekolah adalah langkah nyata sekolah bukan hanya tempat pengembangan akademis saja, tapi sekolah dapat menjadikan siswa memiliki kepedulian lingkungan dan kecakapan literasi keuangan yang mumpuni," ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung Otto Fitriandy di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan Bank Sampah Sekolah dapat mengedukasi bahwa sampah yang dianggap barang tidak bermanfaat, dapat dikelola serta memiliki nilai tambah yang kemudian menghasilkan tabungan untuk para siswa. Di sini, peserta didik belajar mendapatkan nilai manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah sejak dini.
"Program Bank Sampah Sekolah ini menjadi titik temu kepedulian lingkungan dengan memperluas literasi keuangan siswa. Sehingga sekolah bisa lebih inklusi terhadap keuangan dan siswa dapat lebih mudah mengakses keuangan melalui tabungan yang mereka dapatkan dari hasil pengelolaan sampah," katanya.
Dari sisi literasi keuangan, lanjut dia, sekolah dapat menjadi laboratorium keuangan sederhana, dan tidak sekedar sebagai tempat pengumpulan sampah.
"Jadi dari sini telah dipupuk jiwa entrepreneur siswa, ditambah dengan rasa peduli lingkungan melalui pengelolaan sampah. Dan pengenalan akses perbankan sehingga siswa nanti dapat merencanakan keuangan yang baik sejak dini," ucap dia.
Menurut dia, program tersebut bisa memberikan tiga manfaat bagi siswa, diantaranya mendapatkan pembelajaran manfaat ekonomi, mendapatkan manfaat memiliki karakter mandiri dan soft skill karena diajarkan disiplin serta tanggung jawab untuk mengelola sampah pribadi dan sampah bersama.
Kemudian, juga mendapat manfaat edukasi dan meningkatkan kesadaran lingkungan, sebab dari program itu siswa akan diajarkan memilah sampah melalui tiga prinsip 3R yakni reduce, reuse, serta recycle yang hasil akhirnya menimbulkan kesadaran akan menjaga kelestarian lingkungan.
"Dengan ini maka selepas sekolah selain jiwa kewirausahaannya tumbuh, mereka dapat menjadi pengusaha atau pekerja yang tidak mengabaikan permasalahan lingkungan ataupun dampak lingkungan," tambahnya.
Otto mengharapkan pelaksanaan program Bank Sampah Sekolah ini dapat diperluas hingga ke 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung.
