Bandarlampung (ANTARA) - Satreskrim Polresta Bandar Lampung meringkus AT (41), warga Jalan Bumi Manti, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung, lantaran menggelapkan sejumlah uang milik para mahasiswa yang akan melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Akibatnya Sebanyak 106 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) harus menerima kenyataan pahit setelah rencana Kuliah Kerja Lapangan (KKL) selama 10 hari ke Bandung, Yogyakarta, dan Bali batal total.
Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol M Hendrik Apriliyanto, di Bandarlampung Jumat, mengatakan bahwa 106 mahasiswa ini dijadwalkan pergi melakukan KKL pada Selasa, (29/10/2024), Namun, rencana tersebut gagal karena bus yang dipesan AT tidak datang.
“Bus yang seharusnya mengangkut mahasiswa tak kunjung tiba karena pembayaran ke pihak bus baru dibayar sebagian oleh tersangka. Selain itu, hotel di tiga kota tujuan hanya dibayar 10 persen dari total keseluruhan biaya,” jelas Hendrik.
Para mahasiswa sendiri telah melunasi biaya sebesar Rp 4,5 juta per orang, dengan total dana yang terkumpul mencapai lebih dari Rp 400 juta, dan telah diserahkan kepada AT (41), selaku pihak ketiga yang dipercayakan untuk mengelola kegiatan ini.
Tersangka AT, yang sudah biasa mengurus kegiatan serupa, telah menjanjikan perjalanan ini di hadapan Kepala Program Studi FKIP Unila.
Berdasarkan penelusuran, uang yang telah dibayarkan oleh mahasiswa malah dialihkan oleh AT untuk menutupi tunggakan kegiatan studi tur lain yang dikelolanya sebelumnya, yang belum terselesaikan.
Motif dari penyelewengan dana ini, menurut Hendrik, salah satunya dipicu oleh kebijakan terbaru dari Dinas Pendidikan yang melarang pelaksanaan studi tur di tingkat SMA, yang berdampak pada kegiatan-kegiatan AT sebelumnya.
Akibat kebijakan tersebut, banyak agenda studinya yang terbengkalai, sehingga AT nekat menggunakan dana KKL FKIP Unila ini sebagai upaya menutupinya.
Saat ini, tersangka AT harus menghadapi jerat hukum. Berdasarkan penyelidikan, AT yang bertindak sebagai pengelola kegiatan ini secara pribadi, tidak memiliki badan usaha resmi, dan bertindak sendiri tanpa keterlibatan pihak lain.
"Atas tindakannya, AT dijerat dengan Pasal 372 dan 378 tentang penipuan dan penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara," pungkasnya.
Berita Terkait
Dr Salman Alfarasi akan bekerja sama dengan mahasiswa untuk manfaatkan aplikasi berbasis AI
Jumat, 1 November 2024 16:53 Wib
Teknik Biomedis Itera dorong mahasiswa kenali potensi diri dan raih peluang
Selasa, 15 Oktober 2024 7:30 Wib
Mahasiswa SAP Itera belajar kesiapsiagaan bencana hingga teknologi satelit
Selasa, 15 Oktober 2024 7:29 Wib
Polisi selidiki penemuan dugaan tengkorak mahasiswa
Senin, 14 Oktober 2024 17:29 Wib
Unila gandeng BSI Scholarship dukung mahasiswa berprestasi dan berdaya saing
Senin, 14 Oktober 2024 7:14 Wib
Rakor bidang kemahasiswaan untuk pembinaan prestasi mahasiswa di Unila
Senin, 14 Oktober 2024 7:13 Wib
Dua tim mahasiswa Itera raih juara di kompetisi esai ilmiah nasional 2024
Selasa, 8 Oktober 2024 17:00 Wib
Parade Mahasiswa Unila 2024 sukses digelar
Senin, 7 Oktober 2024 16:51 Wib