Lampung Timur (ANTARA) - Area Pusat Penangkaran Badak Sumatera (Suaka Rhino Sumatera/SRS) dalam kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, diperluas. Kementerian Kehutanan telah menyetujui perluasan SRS ini.
Kepala Balai TNWK MHD Zaidi ditemui di kantornya, Lampung Timur, Rabu (8/1), menerangkan tahapan perluasan area SRS sudah dilaksanakan, mulai dari tahapan desain, analisa vegetasi, sosialisasi kepada pemerintah daerah, forkopimcam, dan tokoh masyarakat setempat.
"Perluasan ini sudah disetujui Pak Dirjen. Tahun depan sudah bisa dilaksanakan pembangunan perluasannya," kata Zaidi.
Zaidi menjelaskan, awalnya SRS dibangun pada 1997 sebagai area penangkaran dan pengembangbiakan badak sumatera secara semi alami di SRS seluas 100 hektare. Seiring keberhasilan penangkaran badak sumatera bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) di SRS, pada 2019 pemerintah menambah luas SRS sebanyak 100 hektare lagi. Sehingga luas total area SRS menjadi 200 hektare.
Sampai dengan 2024, jumlah badak sumatera di SRS sebanyak 10 ekor. Terdiri dari 4 jantan, 6 betina. 4 Badak sumatera berjenis kelamin jantan bernama Andalas, Harapan, Andatu, Indra. Sedangkan 6 badak betina bernama Bina, Ratu, Rosa, Delillah, Sedah Mirah, dan Anggi.
Untuk Ring 1 SRS seluas 100 hektare ditempati 5 ekor badak. Setiap ekor badak menempati 20 hektare. Ring 2 seluas 100 hektare juga ditempati 5 ekor badak, dengan setiap ekornya menempati area seluas 20 hektare.
Kepala Balai TNWK itu menerangkan, SRS seluas 200 hektare sudah tidak memadai lagi karena diprediksi bakal ada kelahiran baru anak badak sumatera di tahun 2026 nanti.
"Pembangunan ring 3 ini untuk kapasitas 5 ekor badak lagi," ujarnya pula.
Zaidi mengharapkan masyarakat turut menyukseskan perluasan Ring 3 SRS dalam rangka keberhasilan pengembangbiakan badak sumatera, mengingat badak sumatera berstatus critically endangered atau satwa berisiko punah. Masyarakat dapat berpartisipasi memberikan dukungan pelestarian badak sumatera dengan menjadi mitra pengawas dan partner pemberi pakan badak sumatera.
"Dukungan yang bisa diberikan masyarakat adalah kemitraan penanaman pohon pakan badak. Masyarakat bisa menanam pohon pakan badak, nanti pakan yang ditanam masyarakat dibeli oleh Yayasan Badak Indonesia/YABI selaku pengelola SRS," ujarnya lagi.
Sebelumnya, drh Dedi Surya Pahlawan, dokter hewan yang merawat badak sumatera di SRS TNWK saat ditemui di lokasi penangkaran badak ini, Senin (6/1), menyebutkan bahwasanya tiga ekor induk badak yang bernama Ratu, Rosa, dan Delillah diprediksi bakal hamil tahun ini.
"Ada prospek baik kehamilan 3 ekor induk badak. Kalau mereka bunting tahun ini, kemungkinan 1,5 tahun lagi akan ada kelahiran anak badak," katanya pula. Oleh karenanya, dokter Dedi mengingatkan perlunya dilakukan perluasan kembali area SRS.
Baca juga: Suaka Rhino Sumatera (SRS) segera diperluas
Baca juga: Dokter hewan sebut tiga induk badak sumatera di SRS diprediksi hamil