Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan inflasi tahunan Indonesia pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,06.
"Secara year-on-year, terjadi inflasi sebesar 2,12 persen dan secara kalender atau year-to-date terjadi inflasi sebesar 0,87 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa BPS Pudji Ismartini saat konferensi pers Rilis BPS di Jakarta, Senin.
Pudji mengatakan inflasi tahunan Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,13 persen (yoy), dan di periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 3,27 persen (yoy).
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan utamanya didorong oleh makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 3,39 persen serta menyumbang 0,96 persen terhadap inflasi tahunan Agustus 2024.
Kelompok lain yang turut memberikan andil terhadap inflasi bulan ini yakni kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,09 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,06 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; kelompok
transportasi sebesar 0,18 persen.
Secara tahunan inflasi terjadi pada seluruh komponen. Pudji memaparkan komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,02 persen serta memiliki andil sebesar 1,30 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya adalah emas perhiasan, kopi bubuk, gula pasir, nasi dengan lauk, biaya sewa rumah dan minyak goreng.
Kemudian komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 1,68 persen dan memberikan andil inflasi 0,33 persen
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi dalam kelompok ini adalah sigaret kretek mesin, bensin, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin," ujarnya.
Sementara tekanan inflasi komponen harga bergejolak mengalami penurunan sebesar 3,04 persen dengan andil inflasi sebesar 0,49 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi dalam komponen ini adalah beras, cabai rawit dan kentang.
Adapun pada Agustus tahun ini, Indonesia kembali mengalami deflasi secara bulanan sebesar 0,03 persen (month-to-month/mtm).
"Penyumbang utama deflasi Agustus 2024 secara month-to-month adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil deflasi 0,15 persen. Komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini adalah bawang merah, daging ayam ras, tomat dan telur ayam ras," kata Pudji.
Ia mengatakan komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras terus menunjukkan tren deflasi sejak Juni 2024, sementara tomat telah menunjukkan tren deflasi sejak Mei 2024.
Secara rinci, bawang merah memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen, daging ayam ras dan tomat masing-masing sebesar 0,03 persen, serta telur ayam ras sebesar 0,02 persen.
Berita Terkait
Presiden minta deflasi maupun inflasi harus sama-sama dikendalikan
Minggu, 6 Oktober 2024 12:19 Wib
Kemenko Perkonomian sebut tren deflasi bukan karena pelemahan daya beli
Kamis, 3 Oktober 2024 10:59 Wib
Inflasi Lampung akibat sejumlah harga komoditas naik
Senin, 2 September 2024 21:23 Wib
BPS Lampung: Bawang merah sumbang deflasi pada Juli 2024
Kamis, 1 Agustus 2024 17:28 Wib
BI sebut deflasi di Lampung akibat harga komoditas turun
Selasa, 2 Juli 2024 10:55 Wib
Lampung alami deflasi 0,11 persen pada Juni 2024
Senin, 1 Juli 2024 13:03 Wib
Panen raya dorong deflasi di Lampung pada April 2024
Sabtu, 4 Mei 2024 20:09 Wib
BPS Lampung catat beras sumbang deflasi April 0,37 persen
Kamis, 2 Mei 2024 23:26 Wib