BPBD Lampung petakan 14.218 ha permukiman berisiko banjir

id Antisipasi bencana hidrometeorologi, pemetaan permukiman rawan banjir, BPBD lampung

BPBD Lampung petakan 14.218 ha permukiman berisiko banjir

Ilustrasi - Permukiman padat penduduk di Kota Bandarlampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Bandarlampung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung memetakan bahwa total luas wilayah permukiman di provinsi itu yang rawan terpapar risiko banjir seluas 14.218,47 hektare.

"Berdasarkan dokumen kajian risiko bencana Provinsi Lampung pada 2019-2024 yang disusun BPBD Provinsi Lampung dan Institut Teknologi Sumatera, maka berdasarkan hasil analisis valuasi luas wilayah permukiman yang terpapar risiko banjir di Provinsi Lampung total 14.218,47 hektare," ujar Kabid Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Lampung Joni Toyib saat dihubungi di Bandarlampung, Sabtu.

Ia mengatakan dari total wilayah permukiman yang berisiko banjir di Provinsi Lampung itu, seluas 8.707,20 hektare masuk dalam kawasan berisiko rendah, lalu 3.372,69 hektare dalam kawasan berisiko sedang, dan seluas 2.138,57 hektare masuk dalam kawasan berisiko tinggi.

"Dari hasil analisis potensi permukiman terpapar risiko banjir wilayah dengan risiko terpapar terbesar ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan luas 3.001 hektare, sedangkan wilayah permukiman dengan risiko terpapar banjir terkecil ada di Kota Metro dengan luas 30,65 hektare," katanya.

Menurut dia, permukiman yang berisiko terpapar banjir tersebut sebagian besar adalah permukiman yang berada di bantaran sungai.

"Luas permukiman berisiko terpapar banjir per kabupaten dan kota meliputi, untuk Kota Bandarlampung total wilayah permukiman rawan terpapar banjir 1.329 hektare dengan 1.043 hektare masuk dalam risiko rendah, 257 hektare masuk risiko sedang, dan 28 hektare berisiko tinggi," ucapnya,

Kemudian Kabupaten Lampung Barat total luas permukiman berisiko terpapar banjir 642 hektare dengan 548 hektare berisiko rendah, 42 hektare berisiko sedang, 51 hektare berisiko tinggi, Kabupaten Lampung Selatan total seluas 742 hektare dengan 499 hektare berisiko rendah banjir, 149 hektare berisiko sedang, dan 93 hektare berisiko tinggi.

Lalu Kabupaten Lampung Tengah total luas permukiman berisiko banjir adalah 1.329 hektare dengan permukiman berisiko rendah ada 1.027 hektare, 196 hektare berisiko sedang, dan 105 hektare berisiko tinggi. Kabupaten Lampung Timur memiliki kawasan permukiman yang berisiko terpapar banjir seluas 2.281 hektare.

"Di Kabupaten Lampung Utara hanya 304 hektare total luas wilayah permukiman yang berisiko terkena banjir, di Mesuji ada 1.661 hektare permukiman yang rawan banjir, Kota Metro total wilayah permukiman terpapar banjir hanya 30 hektare," tambahnya.

Dia melanjutkan di Kabupaten Pesawaran total luas wilayah yang berisiko terpapar banjir seluas 309 hektare, Pesisir Barat ada 1.015 hektare, Pringsewu 189 hektare, Tanggamus seluas 1.148 hektare, Tulang Bawang ada 3.001 hektare, Tulang Bawang Barat 95 hektare, dan Waykanan ada 137 hektare.

"Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dini dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di awal 2024, Pemerintah Provinsi Lampung sudah membuat surat edaran ke 15 kabupaten dan kota untuk mengantisipasi adanya bencana banjir, longsor, dan puting beliung," ujar dia lagi.*