Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung akan mengoptimalkan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung dengan menambah satu unit buldoser.
"Tahun depan kami sudah alokasikan anggaran untuk menambah satu buldoser untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di TPA Bakung yang saat ini masih menggunakan metode open dumping," kata Pelaksanaan Harian Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandarlampung Veni Devialesti, di Bandarlampung, Rabu.
Dia mengatakan bahwa penambahan alat berat tersebut guna mendukung metode sanitary landfill yang akan digunakan dalam pengelolaan sampah di TPA Bakung ke depannya.
"Metode sanitary landfill ini dilakukan dengan cara membuat cekungan lalu menumpuk sampah, lalu ditimbun tanah, dan sampah, sehingga memang kami membutuhkan buldoser karena saat ini hanya ada satu excavator di sana," kata dia.
Namun begitu, Veni mengatakan bahwa tidak semua lahan atau lokasi di TPA Bakung akan dilakukan metode sanitary landfill.
"Sebab luas TPA Bakung itu 14,1 hektare dimana sekitar 5.000 meter sudah dipakai, sehingga metode sanitary landfill tersebut akan dilakukan secara bertahap. Jadi saat ini ada 13,6 hektare luas TPA Bakung nanti akan kami petakan, wilayah mana dulu yang akan dimulai metode snitary landfill," kata dia.
Pada sisi lain ia mengatakan bahwa kebakaran yang terjadi di TPA Bakung itu dikarenakan gas metan yang keluar dari sampah, sehingga jangankan percikan api panas pun bisa jadi pemicunya.
"Jadi diharapkan dengan metode sanitary landfill yang didukung penambahan alat berat selain dapat mengurangi tumpukan sampah di TPA Bakung juga mencegah kebakaran terjadi lagi," kata dia.
Sebagai Informasi TPA Bakung yang berlokasi di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandarlampung, setiap harinya menampung sampah sebanyak 800 ton dan bila di hari Sabtu dan Minggu sampah yang masuk bisa mencapai 1.000 ton