"Animo masyarakat cukup luar biasa untuk memeriksakan dan merawat kesehatan hewan peliharaannya ke sini, sebab memang harganya terjangkau untuk masyarakat," ujar Kepala UPTD BPK2LP Provinsi Lampung Christin Septriansyah, di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan dengan makin ramainya pelayanan kesehatan hewan di UPTD BPK2LP, maka pihaknya akan meningkatkan target pendapatan asli daerah dari pelayanan tersebut.
"Target di 2025 sumbangan pendapatan asli daerah dari pelayanan kesehatan hewan ini meningkat lagi menjadi minimal Rp150 juta. Memang kami bersyukur bisa membantu masyarakat, sebab mereka sangat membutuhkan pelayanan kesehatan hewan bagi peliharaannya," ujar dia lagi.
Dia menjelaskan target pendapatan asli daerah yang disumbang dari pelayanan kesehatan hewan hingga Oktober 2024 sudah mencapai persentase 115 persen, atau sekitar Rp158 juta dari target awal hanya Rp35 juta.
"Layanan paling populer disini adalah layanan kesehatan berupa check up, dan saat ini kami tengah melakukan juga sosialisasi digitalisasi layanan Si Kucing yang dimulai saat hari rabies sedunia," katanya pula.
Menurut dia, layanan Si Kucing atau sistem layanan kesehatan hewan keliling itu, saat ini sudah berbasis digital, sehingga masyarakat hanya perlu mendaftar secara daring.
"Layanan Si Kucing ini beroperasi di hari Rabu dan Jumat saja, tapi sekarang karena dibuat secara digital jadi tidak perlu daftar terlalu lama ke UPTD tapi bisa secara daring," ujar dia lagi.
Sebelumnya, pada Agustus 2024 pendapatan asli daerah yang disumbangkan dari kegiatan pelayanan kesehatan hewan sebesar Rp110,8 juta dari target dalam satu tahun ini mencapai Rp140 juta.
Pemerintah Provinsi Lampung sebelumnya hanya memberikan target pendapatan dari pelayanan kesehatan hewan sebesar Rp30 juta per tahun, namun ditingkatkan menjadi Rp140 juta per tahun di 2024, dan tahun depan meningkat kembali menjadi Rp150 juta per tahun, karena tingginya minat masyarakat untuk memanfaatkan layanan kesehatan hewan.