Kemenperin: Distribusi minyak goreng mencapai 120.123 ton hingga 23 Mei

id minyak goreng,kementerian perindustrian,kemenperin,distribusi minyak goreng

Kemenperin: Distribusi minyak goreng mencapai 120.123 ton hingga 23 Mei

Ilustrasi: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) didampingi Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika (kiri) dan Staf Khusus Menteri Achmad Sigit Dwiwahjono (kanan) menelepon produsen minyak goreng saat melakukan sidak minyak goreng curah subsidi di distributor D1 dan D2 yang berada di Balaraja, Banten, Kamis (14/4/2022). ANTARA/HO-Biro Humas Kemenperin/am.

Jadi ini meskipun banyak libur, distribusi ini masih terjaga di atas kebutuhan, kata Putu Juli
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardhika menyebutkan pihaknya telah mendistribusikan minyak goreng curah sebanyak 120.123,43 ton atau sekitar 61,72 persen hingga 23 Mei 2022, dari total kebutuhan sebanyak 194.634 ton dalam bulan yang sama.

Putu Juli dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa, mengatakan pendistribusian minyak goreng tetap terjaga meskipun terdapat libur Lebaran di awal bulan.

"Jadi ini meskipun banyak libur, distribusi ini masih terjaga di atas kebutuhan," kata Putu Juli.

Putu Juli menjelaskan terdapat kenaikan jumlah distributor dari 291 menjadi 296 distributor pada bulan Mei dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Selain itu juga terjadi penambahan pengecer dari 18 ribu pengecer di bulan April menjadi 23.586 pengecer pada Mei.

Pada bulan April, lanjut dia, Kementerian Perindustrian telah mendistribusikan 211.638 ton minyak goreng dari total kebutuhan selama sebulan sebanyak 194.634 ton, atau terealisasi 108,74 persen.

Putu Juli juga menjelaskan bahwa kebutuhan harian minyak goreng masyarakat Indonesia yaitu sebesar 7.800 ton. Jumlah tersebut sudah ditambahkan 20 persen dari kebutuhan riil sebagai safety factor.

"Di sini kebutuhan harian kita pakai 7.800 ton per hari. Jadi ada 20 persen safety factornya daripada kebutuhan riil yang berdasarkan data dari BPS maupun data dari dari Kementerian Perdagangan dan data lainnya. Jadi ada safety factornya itu sekitar 20 persen dari 6.500 menjadi 7.800 ton," kata dia.