Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Lampung mengimbau perusahaan yang ada di daerahnya untuk memfasilitasi pekerjanya dalam memperoleh vaksinasi "booster" atau penguat.
"Kita mendorong agar para perusahaan yang ada di Lampung untuk memfasilitasi pekerjanya ikut serta dalam vaksinasi booster," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung, Agus Nompitu, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan, dengan terfasilitasinya pekerja dalam memperoleh vaksinasi penguat dapat menjadi salah satu upaya mencegah adanya perluasan sebaran COVID-19 di lingkungan perusahaan.
"Untuk pekerja yang sudah mendapatkan vaksinasi pertama dan kedua melalui mekanisme vaksinasi gotong royong, lebih baik akan mendapatkan pula vaksinasi penguat," katanya.
Baca juga: Positif COVID-19 di Lampung bertambah 369 kasus, meninggal dua orang
Menurutnya, pihaknya akan bekerjasama bersama APINDO untuk melaksanakan vaksinasi bagi pekerja.
"Vaksinasi booster mungkin nanti kita akan ajak Apindo agar bisa melakukan ini untuk pekerja, untuk vaksinasi pertama dan kedua juga harus segera dilakukan bagi pekerja yang belum mendapatkan," ucapnya.
Dia melanjutkan, di tengah peningkatan kasus COVID-19 dalam beberapa bulan terakhir, pihaknya juga mengimbau perusahaan untuk memperketat kembali penerapan protokol kesehatan.
"Perusahaan harus memperketat kembali penerapan protokol kesehatan, karena seperti yang kita tau kasus COVID-19 tengah bertambah," ujarnya.
Baca juga: Kasus COVID-19 naik terus, Satgas perketat izin keramaian antisipasi COVID-19
Ia melanjutkan, dalam mengantisipasi persebaran COVID-19 di lingkungan ketenagakerjaan pihaknya pun akan berupaya membatasi untuk sementara waktu pelaksanaan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK).
"BLK sementara belum ada dahulu karena kasus COVID-19 masih meningkat, nanti akan diagendakan lagi mungkin di atas bulan Maret kalau kasus terkendali bisa kita laksanakan lagi," katanya.
Diketahui berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung cakupan vaksinasi gotong royong dosis satu berjumlah 40.974 orang, dosis kedua 37.562 orang, dosis ketiga nihil dari total sasaran 15.000.000 orang.