Fellaini membantu Shandong akhiri paceklik gelar Liga China

id liga china,shandong,marouane fellaini

Fellaini membantu Shandong akhiri paceklik gelar Liga China

Foto arsip - Gelandang Shandong Luneng (kini Shandong Taishan) Marouane Fellaini (kiri) melakukan selebrasi bersama Moises seusai mencetak gol ke gawang Dalian Pro dalam pertandingan Liga Super China di Stadion Dalian Sports Center, Dalian, China, pada 26 Juli 2020. (ANTARA/AFP/STR)

Jakarta (ANTARA) - Gelandang gaek Marouane Fellaini membantu Shandong Taishan mengakhiri paceklik gelar Liga Super China seusai turut mencetak satu gol dalam kemenangan 2-0 atas Hebei FC di Guangzhou, Minggu, demi mengunci gelar juara.

Fellaini mencetak golnya dengan sontekan jarak dekat pada menit ke-21, membantu Shandong meraih gelar juara lagi setelah terakhir pada 2010.

Xu Xin menggandakan keunggulan Shandong hanya tujuh menit jelang bubaran, untuk membuat timnya mantap di puncak klasemen fase penentuna juara dengn koleksi 48 poin dari 19 pertandingan.

Shandong unggul sepuluh poin atas peringkat kedua Guangzhou FC dan dengan musim menyisakan hanya tiga pertandingan lagi, jarak itu tidak mungkin terkejar, demikian lansiran Reuters.

Fellaini yang mengenakan ban kapten membawa Shandong memimpin ketika kiper Hebei Bao Yaxiong gagal menghentikan sempurna tembakan Jin Jingdao yang membuat mantan gelandang MU itu tinggal menyontek bola melewati garis gawang.

Pemain asal Belgia itu juga kembali terlibat dalam terciptanya gol kedua Shandong saat sundulannya dimentahkan oleh Bao, tapi Xu sigap menyambar bola muntah untuk mengunci kemenangan.

Gelar juara Shandong menandai berakhirnya dominasi klub-klub bersponsor pengembang properti di Liga China.

Guangzhou, yang dimiliki perusahaan pengembang Evergrande, mendominasi delapan gelar dalam sepuluh tahun terakhir sejak Shandong juara, sementara Shanghai Port dan Jiangsu Suning yang kini sudah bubar mendapatkan sisanya.

Jiangsu mengalami kolaps setelah menjadi juara musim lalu, sementara Guangzhou mendapati banyak pemain asingnya beserta pelatih asal Italia Fabio Cannavaro pergi karena kesulitan finansial.