Jakarta (ANTARA) - Masalah berat badan selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan tidak hanya bagi mereka yang mengalami obesitas, namun juga bagi kelompok dengan berat badan ideal.
Kendati demikian, bagi kelompok dengan berat badan berlebih kondisi ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan termasuk segala jenis penyakit tidak menular.
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Dr Michael Triangto, SpKO mengatakan penting bagi masyarakat untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah berat badan. Tujuannya agar dapat mengubah pola penanganan berat badan yang selama ini tidak optimal dengan program yang bersifat holistik.
Salah satu program yang ditawarkan oleh Michael adalah "sports therapy".
"Sports therapy diet adalah diet yang dapat membantu menurunkan berat badan dengan aman bagi orang sehat, yang dapat diterapkan pada saat melakukan latihan-latihan sports therapy," ujar Michael dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Data Riskesdas 2018 Kemenkes RI menyebutkan bahwa penderita kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2007, 2013 dan 2018. Hal ini menandakan masa depan generasi muda terancam dengan berbagai macam penyakit tak menular.
"Nah tujuan dari sports therapy ini adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan membantu penyembuhan penyakit," jelas Michael yang merupakan Direktur Slim and Health Sports Center Jakarta.
Terkait dengan sports therapy, baru-baru ini Michael meluncurkan bukunya yang berjudul "Langsing dan Sehat dengan Sports Therapy". Buku ini adalah buku kelimanya setelah "Langsing dan Bugar ala Bye Bye Big" (2012), "Senam Segar Mama" (2014), "Jalan sehat dengan Sports Therapy" (2014), dan "Holiday Diet dengan Sports Therapy" (2015).
Buku "Langsing dan Bugar dengan Sports Therapy" membahas berbagai permasalahan berat badan secara mudah dan jelas. Pembaca diajak untuk memahami berbagai mitos yang berkembang selama ini, salah persepsi, kesalahan cara berolahraga, dan hoaks yang berdampak pada program penurunan berat badan menjadi gagal.
Selain itu, dr Michael juga memaparkan jenis olahraga yang ditujukan untuk kesehatan dalam menurunkan berat badan, tetapi tetap memberikan keleluasaan pada para penderita untuk tetap dapat menikmati makanan kegemarannya.
Dengan tetap makan seperti biasa seraya melakukan sports therapy, pembakaran kalori berlebih dikatakan Michael akan dapat teratasi, yaitu tanpa perlu melakukan olahraga berat, juga tanpa menggunakan obat-obatan yang biasa digunakan untuk membantu proses penurunan berat badan.
Dengan demikian, program yang dilakukan akan jauh lebih mudah, aman, nyaman, dan mampu menurunkan berat badan secara mandiri dan jangka waktu yang lama.
“Berbagai macam diet dirumuskan untuk memberikan penurunan berat badan yang bermakna, tetapi sayangnya tubuh terlalu pandai untuk mengantisipasi diet yang selama ini dijalankan," kata Michael menjelaskan.
Akibatnya, penurunan berat badan menjadi mandek dan tubuh seakan-akan menunjukkan kekuasaannya untuk tidak lagi mau mengikuti perintah otak agar melanjutkan penurunan berat badan.
"Untuk itu keadaan ini harus disikapi dengan melakukan strategi yang tepat agar tubuh mau kembali diajak bekerja sama dalam melanjutkan program penurunan berat badan,” kata dr Michael yang pada tahun 2020 lalu dianugerahi penghargaan dari Kemenpora atas usahanya selama ini dalam meningkatkan prestasi atlet Indonesia terutama atlet bulutangkis.
Berita Terkait
400 peserta ikuti BTN Dash Aquathlon 2024 di Kompleks GBK
Minggu, 3 Maret 2024 20:31 Wib
Turnamen H3RO 4.0 jadi wadah bertanding bagi pemain esports baru di kancah nasional
Senin, 10 Juli 2023 16:04 Wib
Kalau Manchester United dibeli Qatar
Kamis, 9 Februari 2023 7:21 Wib
BMW X4 M Competition terbaru hadir lebih "sporty"
Jumat, 29 Juli 2022 9:10 Wib
Raducanu terpilih jadi BBC Sports Personality of the Year
Senin, 20 Desember 2021 13:47 Wib
Youth leverage for economic revival: deputy ministry
Jumat, 29 Oktober 2021 6:10 Wib
Jakarta Youth and Sports Office allows sports centres to reopen for sports activities
Minggu, 24 Oktober 2021 22:31 Wib
KONI urges IPSI to continue developing pencak silat in Olympics
Rabu, 6 Oktober 2021 23:37 Wib