Fuzhou (ANTARA) - Pakar vaksin di China mengingatkan negara-negara di dunia untuk lebih rasional dalam menyikapi kasus kematian akibat vaksinasi influensa di Korea Selatan.
Tidak ada bukti yang mengarah bahwa kasus kematian tersebut akibat suntikan vaksin flu. Namun, ada beberapa negara yang tiba-tiba menghentikan program vaksinasi flu, dan hal itu sangat disayangkan, kata pakar vaksin dari Shanghai Tao Lina, seperti dikutip media setempat, Rabu.
Sedikitnya 59 orang di Korsel meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin flu musiman. Pemerintah Korsel, Senin (26/10), menyatakan bahwa kematian tersebut tidak berkaitan dengan vaksinasi massal dan program vaksinasi akan terus berlanjut.
Namun, beberapa negara di Asia panik. Singapura pada Minggu (25/10) menyatakan menghentikan sementara penggunaan vaksin seperti yang digunakan oleh Korsel.
Negara-negara harus tetap waspada terhadap vaksin baru di pasaran nanti dan mengingatkan masyarakatnya untuk bersikap rasional terhadap vaksin flu yang justru akan membantu memerangi COVID-19 tahun ini, kata Tao.
Baca juga: Lima warga Korsel meninggal dunia setelah mendapat suntikan flu
Di Korsel, vaksin flu tersebut diberikan untuk menghadapi musim dingin seperti halnya di China.
Namun, di beberapa wilayah di China permintaan vaksin flu meningkat dibandingkan dua tahun lalu yang rata-rata hanya dua persen.
Pada 8 September, sejumlah fasilitas kesehatan di China telah menyuntikkan 15,87 juta dosis vaksin flu. Beberapa pengamat memperkirakan pada tahun ini akan mencapai 50 juta dosis.
Tingkat vaksinasi tahun ini akan mencapai 4 persen, seperti perkiraan Feng Luzhao, pakar kesehatan masyarakat Peking Union Medical College.
Baca juga: Indonesia kembangkan vaksin COVID-19 bersama Korsel selain dengan China
Pakar China ingatkan dunia rasional sikapi kasus kematian akibat vaksinasi di Korsel
Sedikitnya 59 orang di Korsel meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin flu musiman