Pemkot Pontianak tiadakan Festival Meriam Karbit, cegah penularan Corona

id festival meriam karbit,festival pontianak,dampak covid,covid pontianak

Pemkot Pontianak tiadakan Festival Meriam Karbit, cegah penularan Corona

Arsip Foto. Warga menyiapkan meriam karbit untuk Festival Meriam Karbit, tradisi turun temurun di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. (ANTARA/Monalisa)

Khusus tahun ini, dengan pertimbangan pandemi COVID-19, maka kami putuskan pelaksanaan Festival Meriam Karbit ditiadakan dulu,
Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kota Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat tahun ini meniadakan Festival Meriam Karbit, yang biasanya diselenggarakan di sepanjang Sungai Kapuas untuk memeriahkan bulan Ramadhan dan menyambut Lebaran, dalam upaya mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19.

"Khusus tahun ini, dengan pertimbangan pandemi COVID-19, maka kami putuskan pelaksanaan Festival Meriam Karbit ditiadakan dulu," kata Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Senin.

Dia mengatakan acara budaya Festival Meriam Karbit sementara ditiadakan karena pada masa pandemi seperti sekarang menggelar acara yang mengumpulkan banyak orang berisiko menyebabkan penularan COVID-19.

"Siapa yang bisa menjamin, ketika masyarakat memainkan meriam karbit, kemudian banyak warga yang ikut menonton, sehingga dalam hal ini, semua pihak harus ikut serta dalam melakukan pencegahan pandemi COVID-19," ujarnya.
Baca juga: 20 tenaga medis di Pontianak Kalbar jalani isolasi mandiri


Dia juga mengingatkan kembali warga agar selalu mengenakan masker apabila keluar rumah, menjaga jarak fisik saat berinteraksi dengan orang lain, serta mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir untuk menghindari penularan COVID-19.

Kota Pontianak biasanya setiap tahun menggelar Festival Meriam Karbit untuk memeriahkan Ramadhan dan menyambut Idul Fitri. 

Meriam karbit dibuat dari kayu balok yang dililit dengan rotan. Meriam itu berdiameter 60 sampai 70 cm dan panjangnya lima hingga tujuh meter. Untuk membunyikannya, karbit dimasukkan ke dalam meriam hingga mencapai titik didih tertentu dan kemudian disulut. Suara yang dihasilkan meriam karbit menggelegar, getarannya bisa dirasakan oleh warga yang bermukim di sekitarnya.
Baca juga: Tiga pasien PDP di Pontianak meninggal