Jakarta (ANTARA) - Liga Premier dan klub-klubnya "ketakutan sampai mati" untuk terang-terangan mendukung berlanjutnya lagi kompetisi musim ini karena mereka tak ingin bertanggung jawab seandainya ada yang meninggal dunia karena virus corona, kata komentator televisi yang juga mantan bintang Manchester Unite Gary Neville seperti dikutip Reuters, Senin.
Sepak bola profesional dihentikan sejak pertengahan Maret karena pandemi COVID-19 yang di Inggris sudah menulari lebih dari 182.000 orang dan merenggut sekitar 28.000 nyawa manusia.
Sebanyak 20 klub Liga Premier menggelar panggilan konferensi, Jumat pekan lalu, yang memutuskan mereka bertekad untuk mulai lagi berlatih pada bulan ini. Akan tetapi, menangguhkan keputusan melanjutkan kompetisi musim ini sampai pemerintah memberi lampu hijau.
Pemerintah Inggris awalnya menetapkan 7 Mei sebagai hari mengkaji kembali pembatasan lockdown.
"PL (Liga Premier) punya CV ketakutan. Mereka tetap saja mengulang-ulang kesehatan yang utama tetapi sejenak kemudian terus-terusan bilang 'Kita harus memulai lagi'," tulis Neville dalam Twitter.
Neville lantas berkata, "Saya lebih menghormati mereka seandainya mereka mengatakan, 'Kami akui risiko kesehatan memang besar tetapi itu adalah risiko yang harus kami ambil'. Mereka tak mau bilang itu karena mereka ketakutan setengah mati!"
Ketika seorang pengguna Twitter bertanya kepada dia apa yang akan terjadi jika mereka membuka lagi musim kompetisi dan ada orang yang meninggal dunia, Neville menjawab, "Itulah soalnya kita tak pernah mendengar satu pun CEO, ketua, pemilik, atau eksekutif yang buka suara mendukung mulainya lagi musim."
Ia melanjutkan, "Takut setengah mati karena harus bertanggung jawab dan dipersalahkan."
Klub-klub sudah mengkaji kembali rencana melanjutkan lagi berlatih yang awalnya akan dibatasi menjadi kelompok-kelompok kecil pemain tanpa menggunakan fasilitas indoor.
Sejumlah klub mulai menggelar sesi latihan individu kepada pemain-pemainnya di pusat pelatihannya pekan ini.
Neville mengungkapkan bahwa sekalipun tahu kerumitan akibat kembali bertanding, adalah menyedihkan harus menyaksikan liga dan klub tidak mengomunikasikan rencana mereka.
"Akan bagus kalau mereka (Liga Premier) berbicara paling tidak sekali. Siapa pun dari mereka, termasuk klub," kata mantan bek Manchester United dan timnas Inggris itu.