41 santriwati Gontor tiba di Lampung sesuai prosedural

id COVID-19,Wuhan

41 santriwati Gontor tiba di Lampung sesuai prosedural

Salah seorang santriwati Gontor yang tiba di Terminal Induk Rajabasa Lampung sedang di cek suhu tubuhnya oleh petugas, Minggu. (3/5/2020). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) -
Sebanyak 41 santriwati dari Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur tiba di Lampung telah melakukan sejumlah protokoler dan berkoordinasi dari tingkat Mabes Polri hingga Polres.

"Ya terkait santriwati ini bisa masuk Lampung tadi saya sudah tanya kepada panitia mereka telah mendapatkan izin jalan dan berkoordinasi dengan instansi terkait santri dari Jawa timur ke Lampung berjalan lancar," kata Kepala Terminal Induk Rajabasa, Denny Wijdan, di Bandarlampung, Minggu.

Ia mengatakan bahwa secara administrasi rombongan santri tersebut membawa atau dibekali surat keterangan sehat dari Kabupaten Ngawi dan juga surat izin melintas dari Kapolres Ngawi ditambah lagi ada surat dari kepala Dinas Perhubungan setempat yang isinya juga bersifat sama yakni untuk mengantarkan santriwati Lampung.

Baca juga: Seorang perawat di RSPI Sulianti Saroso meninggal dunia

"Santri-santri ini merupakan mereka yang telah lulus pendidikan di pondok pesantren dan mereka tidak akan kembali ke sana. Sampai di sini kami hanya menjalankan protokol kesehatan seperti mengecek suhu tubuh dan mendata mereka," jelasnya.

Setelah mendata para santriwati ini, lanjutnya, data tersebut akan diserahkan ke Dinas Kesehatan untuk selanjutnya akan dilakukan pemantauan oleh mereka.

Pengurus Ikatan Pondok Modern (IK-PM) Gontor Lampung Abdul Malik Ghozali menjelaskan bahwa kedatangan santri dari Gontor tersebut karena mereka memang sudah selesai dan lulus pendidikan di pesantrennya dan tidak akan kembali lagi ke sana.

"Maka itu kami dengan perjuangan keras mengurus izin pulang mereka untuk bisa kembali ke Lampung sebab bila anak-anak kami tetap di sana akan menjadi masalah tersendiri juga," kata dia.

Sedangkan, lanjutnya, mereka sudah dua tahun tidak bertemu orang tuanya dan di sisi lain juga anak-anak ini telah selesai mondoknya di Gontor.



Menurutnya, untuk mengurus proses izin tersebut tidaklah mudah karena harus memintanya ke pihak Kepolisian seperti ke Mabes Polri dan Kapolda di setiap sektor yang dilalui oleh rombongan santri-santri ini.

"Selama perjalanan pun anak-anak kami telah melakukan protokol kesehatan seperti memakai masker hingga ke sini bahkan bus yang biasanya berisi lima puluh orang menjadi 20 orang saja untuk menerapkan jaga jarak di antara santriwati meski kita mengeluarkan biaya yang berlebih karena kami hanya ingin mengikuti aturan saja,"  kata dia.

Dia pun memastikan bahwa santri-santri ini dalam keadaan sehat dan jauh dari paparan COVID-19 karena saat adanya status darurat bencana oleh pemerintah Ponpes Gontor telah menerapkan protokol kesehatan bagi para anak didiknya.

"Bahkan orang tua santri sejak ada status tanggap darurat bencana tidak ada yang boleh menjenguk anaknya di pondok, apalagi di sana juga ada dokter dan perawatnya untuk mengecek kesehatan anak-anak kami," ujarnya.
Baca juga: Riwayat anak di Lampung Timur berstatus PDP