Waisai (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Raja Ampat, Papua Barat akan mengurangi jumlah kapal wisata atau LOB yang beroperasi di daerah tersebut guna menghindari kerusakan alam dan lingkungan setempat akibat aktivitas kapal wisata yang tinggi.
Sekretaris Daerah Raja Ampat Yusuf Salim yang dimitai tanggapan di Waisai, Rabu, mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan karena banyak kapal LOB yang tidak menaati aturan sehingga menabrak terumbu karang yang menyebabkan rusak sehingga merugikan masyarakat dan pemerintah.
Dari catatan Antara di lapangan, sejak Desember 2019 hingga Januari 2020 terdapat satu kapal pesiar berbendera asing dan dua kapal wisata berbendera Indonesia menabrak terumbu karang di kawasan wisata di Kabupaten Raja Ampat.
Karena itu, kata Yusuf Salim, pemerintah daerah akan mengambil langkah tegas dengan tidak memperpanjang izin bagi yang tidak mengikuti aturan karena kapal wisata yang beroperasi telah mencapai 108 unit dalam kategori padat.
Dikatakan bahwa pemerintah daerah sudah melakukan pertemuan dengan seluruh pemangku kepentingan pariwisata, termasuk pemilik kapal-kapal LOB dan yang melakukan pelanggaran tidak akan diizinkan beroperasi.
Kapal wisata juga harus menggunakan pemandu wisata lokal saat melakukan perjalanan wisata di seluruh destinasi wisata Raja Ampat, jika tidak akan diberikan sanksi," ujar dia.
Pemkab Raja Ampat kurangi jumlah kapal wisata, hindari kerusakan lingkungan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Raja Ampat, Papua Barat akan mengurangi jumlah kapal wisata atau LOB yang beroperasi di daerah tersebut guna menghindari kerusakan alam dan lingkungan setempat akibat aktivitas kapal wisata yang tinggi.