Rumah Tari Sangishu siap gelar Sawung Seni Sawah

id seni tradisi lampung, kearifan lokal

Rumah Tari Sangishu siap gelar Sawung Seni Sawah

"Tetapi kini budaya itu juga mulai tergerus, karena iming-iming dunia industri, teknologi dan juga kebutuhan ekonomi. Mereka juga mulai meninggalkan budaya gotong royong dan tradisi wiwitan sebagai kearifan lokal warisan leluhurnya," ujar koreografer yang sudah melanglang mementaskan karya tarinya itu pula. (FOTO: ANTARA Lampung/HO)

Bandarlampung (ANTARA) -
Keprihatinan atas menderasnya teknologi di era milenium yang merangsek hingga desa-desa terpencil, bahkan hingga ruang privat yang bernama rumah berdampak pada kehidupan sosial dan budaya.

Akibatnya, nilai-nilai budaya adiluhung dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat setempat pun ikut tergerus mesin globalisasi yang bernama teknologi, sehingga menginspirasi Rumah Tari Sangishu, Bandarlampung untuk mengajak masyarakat kembali menapaki warisan leluhur yang adiluhung melalui jagat kesenian.
 
Rumah Tari Sangishu berkolaborasi dengan sanggar-sanggar seni  Bandarlampung siap menggelar event Srawung Seni Sawah di Desa Triharjo, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung pada Kamis, 9 Januari 2020, dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB, kata  Founder Rumah Tari Sangishu Agus Gunawan, di Bandarlampung, Jumat.

Dia menyatakan, alasan dipilih Desa Triharjo ini pasalnya desa ini merupakan salah satu daerah yang memiliki beragam budaya yang sudah jarang ditemukan, seperti gotong royong dan ritual wiwitan (upacara tanam padi).

"Tetapi kini budaya itu juga mulai tergerus, karena iming-iming dunia industri, teknologi dan juga kebutuhan ekonomi. Mereka juga mulai meninggalkan budaya gotong royong dan tradisi wiwitan sebagai kearifan lokal warisan leluhurnya," ujar koreografer yang sudah melanglang mementaskan karya tarinya itu pula.
 
Karena itulah, ujar Agus Gunawan, Rumah Tari Sangishu mengajak masyarakat untuk kembali membangkitkan, menumbuhkembangkan dan melestarikan budaya dan tradisi itu sekaligus meningkatkan apresiasi terhadap kesenian dan seniman melalui kegiatan Srawung Seni Sawah.

"Jadi pemantik kesadaran ini berupa pagelaran seni yang dilakukan di sawah dengan mengundang seniman, budayawan, maestro tari baik dari daerah Lampung, dan beberapa daerah di Indonesia," ujarnya pula.
 
Sekretaris Panitia Ita Ani Rosita menambahkan, sanggar-sanggar dan seniman-seniman yang sudah terkonfirmasi akan tampil, antara lain Elly D Luthan (Deddy Luthan Dance Company, Jakarta), Djarot B Darsono (Studio Taksu, Surakarta), Agus Bimo (Klaten), Sri Dwi Wahyuni (Jawa Tengah), Sanggar Kutomaro (Bandarlampung), Kemas Helmi (Sanggar Sangsaka, Bandarlampung), Prodi Tari Universitas Lampung (Bandarlampung), Komunitas Dakocan (Bandarlampung),  Pelangi Anak Indonesia (Bandarlampung), Dian Arza Dance Company (Bandarlampung), Sako Sarikat (Lampung), Nani Rahayu (Sanggar Cangget Budaya, Lampung Utara), Sanggar Cipta Kreasi Merbau Mataram, Eskul Tari SD Negeri 1 Triharjo, Prodi Tari Unila, Jaranan Mardi Utomo, Tabuh Lesung, Triharjo (Lampung Selatan), Diane Alexander GB (Bandarlampung), UKMBS Unila (Bandarlampung), Edythio Rio Irawan (Bandarlampung), Kiki Rahmatika (Bandarlampung), Butler, Julie Nathaniels,Margit Galanter, Frances Rosario, Mara Poliak (Amerika Serikat), dan banyak lagi.
 
"Untuk menyemarakkan kegiatan ini, juga akan digelar bazar dan warung kuliner tradisional. Sedangkan untuk menambah daya tarik acara ini  bagi anak-anak akan digelar lomba mewarnai," ujar Ita Eni Rosita.