Dokter RSJ kampanyekan kesehatan jiwa di Tugu Adipura
Bandarlampung (ANTARA) - Sebanyak 20 dokter Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung mengampanyekan agar masyarakat dapat memperhatikan kesehatan jiwa orang sekitar, di Tugu Adipura, Bandarlampung, Kamis.
"Kampanye ini jadi penting karena data dari WHO badan kesehatan dunia bahwa setiap 40 detik ada saja orang bunuh diri," kata Ketua Komite Medik sekaligus Kepala Bagian Diklat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Daerah Lampung Dr.Tendry Septa. Sp. KJ (K), di Bandarlampung.
Dia mengungkapkan bahwa di Indonesia kasus bunuh diri memang ada namun angkanya sedikit sekali dibandingkan negara-negara lainnya namun kampanye ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkomunikasi dengan orang sekitar minimal 40 detik.
Dikatakannya, orang yang melakukan bunuh diri biasanya disebabkan oleh dua faktor yakni mereka mengidap gangguan jiwa dan kejiwaan mereka bermasalah.
Faktor gangguan jiwa, lanjutnya, biasanya mereka melakukannya dengan cara ekstrem seperti melakukannya dengan merusak bagian tubuh dengan sajam dan lainnya sedangkan untuk masalah kejiwaan biasanya tergantung dengan tingkat stres yang dimiliki seseorang dalam qkesehariannya.
"Maka hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk bisa mencegah kemungkinan orang melakukan tindakan bunuh diri," kata dia.
Diharapkan dengan aksi sosialisasi ini masyarakat dapat mendeteksi kemungkinan dini seseorang yang akan melakukan bunuh diri.
"Kebanyakan usia 18-25 tahun yang sering melakukan aksi ini, dan kita sebagai orang yang waras harus menjadi pendengar yang aktif," kata dia.
"Kampanye ini jadi penting karena data dari WHO badan kesehatan dunia bahwa setiap 40 detik ada saja orang bunuh diri," kata Ketua Komite Medik sekaligus Kepala Bagian Diklat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Daerah Lampung Dr.Tendry Septa. Sp. KJ (K), di Bandarlampung.
Dia mengungkapkan bahwa di Indonesia kasus bunuh diri memang ada namun angkanya sedikit sekali dibandingkan negara-negara lainnya namun kampanye ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkomunikasi dengan orang sekitar minimal 40 detik.
Dikatakannya, orang yang melakukan bunuh diri biasanya disebabkan oleh dua faktor yakni mereka mengidap gangguan jiwa dan kejiwaan mereka bermasalah.
Faktor gangguan jiwa, lanjutnya, biasanya mereka melakukannya dengan cara ekstrem seperti melakukannya dengan merusak bagian tubuh dengan sajam dan lainnya sedangkan untuk masalah kejiwaan biasanya tergantung dengan tingkat stres yang dimiliki seseorang dalam qkesehariannya.
"Maka hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk bisa mencegah kemungkinan orang melakukan tindakan bunuh diri," kata dia.
Diharapkan dengan aksi sosialisasi ini masyarakat dapat mendeteksi kemungkinan dini seseorang yang akan melakukan bunuh diri.
"Kebanyakan usia 18-25 tahun yang sering melakukan aksi ini, dan kita sebagai orang yang waras harus menjadi pendengar yang aktif," kata dia.