Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadikan ritual Sembahyang Rebut atau Chit Ngiat Pan sebagai agenda wisata tahunan.
"Sembahyang Rebut bagi warga keturunan Tionghoa memiliki nilai budaya, ini dijadikan agenda tahunan," kata Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh di Koba, Jumat.
Ia menjelaskan Sembahyang Rebut bagi warga keturunan Tionghoa di Bangka Tengah bagian dari ritual menghormati keberagaman dan perbedaan suku Melayu dan Tionghoa.
"Melayu dan Tionghoa sudah hidup berdampingan sejak lama di Bangka Tengah, mereka saling menghormati dan bahkan saling membaur," ujarnya.
Bahkan, kata Ibnu Saleh, warga Melayu juga ikut menyaksikan prosesi budaya leluhur warga keturunan Tionghoa di daerah tersebut.
"Pada acara puncak perayaan Chit Ngiat Pan juga melaksanakan kegiatan sosial berupa pembagian bahan pangan pokok kepada warga kurang mampu," ujarnya.
Ibnu Saleh mengimbau kepada masyarakat Bangka Tengah tetap menjaga kerukunan antaraumat beragama.
"Mari kita pelihara kerukunan antarumat beragama, itu cerminan keberagaman dalam bingkai kebhinekaan," ujarnya.