Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berhati Indonesia dan berideologi Pancasila untuk memajukan bangsa Indonesia di kancah global.
"Kita butuh SDM unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila. Kita butuh SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia. Kita butuh SDM unggul yang terus belajar bekerja keras, berdedikasi," kata Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan dalam rangka HUT Ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2019 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan Jakarta, Jumat.
Jokowi menekankan SDM Indonesia harus mampu menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan untuk berkontribusi maksimal bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
"Kita butuh SDM yang menguasai ketrampilan dan menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan," ujarnya.
Jokowi menuturkan perlu ilmu pengetahuan dan teknologi serta terobosan-terobosan jalan pintas yang cerdik, mudah dan cepat, yang membuat bangsa Indonesia bisa melompat dan mendahului bangsa lain.
Ia mengatakan pendidikan harus berakar pada budaya bangsa memperjuangkan kepentingan nasional dan tanggap terhadap perubahan dunia. Keluarga dan lembaga pendidikan menempati peran sentral dalam pendidikan anak-anak bangsa Indonesia.
"Kita butuh SDM yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter kuat," ujarnya.
Ia mengatakan karakter anak bangsa harus dibentuk sejak dini dengan menanamkan berbagai nilai-nilai moral sehingga dapat menjadi SDM Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Untuk itu, pendidikan di sekolah juga berperan penting dalam memberikan pendidikan karakter bagi anak-anak bangsa.
"Budi pekerti, sopan santun, toleransi dan kedisiplinan termasuk kebiasaan mengantri dengan sabar dan teratur harus kita tanamkan sejak dini. Biasa mandiri, percaya diri, gotong royong dan saling peduli harus kuat ditanamkan dalam pendidikan dasar kita. Mencari sumber belajar sendiri, berpikir kritis, dan tidak mudah terhasut, problem solving harus sudah tertanam kuat pada pendidikan menengah kita," ujarnya.