Inilah bagian dari usaha sipil membantu mempertahankan benteng utama pemberontak dari pasukan pemerintah dan para sekutu Rusia, Bashar, yang telah menggempur mereka selama beberapa pekan.
Abu Abdo, 51 tahun, mengatakan ia membantu mengumpulkan ban-ban bekas untuk dibakar oleh para petempur guna menghalangi mereka dari serangan-serangan jet tempur musuh.
"Kami pergi ke tempat-tempat dimana ban-ban diperbaiki, mengumpulkannya dan membawanya kepada para petempur," ujar Abdo, ketika ia mengumpulkan ban-ban di belakang truk dengan bantuan anak-anaknya di Kota Salqin.
"Ban-ban ini tak berguna lagi tetapi melindungi (para petempur) dan membuat musuh sibuk," kata dia, sementara dua puteranya duduk di bagian atas tumpukan ban di bagian belakang truk.
Beberapa tahun belakangan, para penentang Bashar telah membanjiri bagian barat-laut Suriah dari beberapa bagian negara itu yang yang telah direbut dari tangan pemberontak. Kawasan tersebut mencakup Provinsi Idlib dan bagian-bagian provinsi tetangganya. Sekitar 3 juta orang tinggal di kawasan-kawasan itu, setengah di antara mereka menyelamatkan diri dari pertempuran di tempat-tempat lain, menurut PBB.
Karena tak ada kawasan lain bagi orang-orang ini untuk menyelamatkan diri, banyak di antara mereka memiliki andil dalam menangkis serangan atas wilayah barat-laut itu.
Para sukarelawan yang bekerja di dapur Kota Atarib menyiapkan 2.000 bungkus makanan sehari bagi para petempur sebagai bagian dari kampanye melawan pasukan Bashar. Nasi kuning disendok dari tong besar ke nampan dan sup dituangkan ke dalam tas yang siap dikirim ke para petempur.
"Mobil berangkat dari sini ke garis depan kadang-kadang di bawah serangan udara dan pengintaian," ujar seorang pria yang berusia 40 tahun di dapur, "Insya Allah kami siapkan terus makanan bagi para pejuang," kata pria itu yang mengaku bernama Abe Wael.
Di suatu tempat dekat dapur untuk memasak, karung-karung bekas menyimpan beras diisi dengan tanah oleh sejumlah sukarelawan. Khaled al-Jamal, 26 tahun, termasuk salah seorang sukarelawan yang bertugas mengisi karung-karung dengan tanah.
"Kami mengisi sesuai permintaan dari garis depan. Pusat komando misalnya meminta 200 karung atau 1.000 karung untuk satu posisi," ujar dia.
Ia berharap usahanya akan membantu para pejuang menghadapi pasukan pemerintah.
Di Salqin, sejumlah pria menggunakan berbagai peralatan untuk menggali saluran sebagai usaha untuk perlindungan mereka dari serangan-serangan.
Baca juga: Kini Para Pengungsi Mulai Pulang ke Desanya di Suriah
Sumber: Reuters