BBTNBBS telusuri pergerakan harimau setelah menerkam manusia di Lampung Barat

id Lampung ,BBTNBBS Lampung ,Harimau Sumatera,tewas diterkam harimau,harimau sumatera

BBTNBBS telusuri pergerakan harimau setelah menerkam manusia di Lampung Barat

Petugas gabungan saat setelah melakukan evakuasi terhadap korban yang diduga dimangsa harimau di Kabupaten Lampung Barat. ANTARA/HO/Humas Balai Besar TNBBS

Lampung Barat (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) Lampung saat ini sedang melakukan penelusuran pergerakan harimau yang memangsa seorang warga di Pemangku Kali Pasir, Pekon (Desa) Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat.

Kepala Balai Besar TNBBS Hifzon Zawahiri dalam keterangannya di Lampung Barat, Jumat, mengatakan hingga saat ini pihaknya telah melakukan pemantauan dan pemasangan kamera jebak di lokasi penemuan tubuh korban.

“Sebagai langkah lanjutan, tim BBTNBBS akan melakukan pemasangan kamera trap di sekitar lokasi kejadian untuk memantau pergerakan satwa serta mengevaluasi potensi konflik lanjutan.

Atas kejadian tersebut, dirinya mengimbau warga di wilayah Kabupaten Lampung Barat agar tetap waspada jika melakukan aktivitas di luar rumah, karena harimau yang memangsa seorang warga masih berkeliaran di daerah itu.

“BBTNBBS juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, tidak beraktivitas sendirian di kebun yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan, serta segera melapor apabila melihat tanda keberadaan satwa liar dilindungi itu di sekitar permukiman,” ujarnya.

Sebagai informasi, sebelumnya seorang warga di Pemangku Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat, tewas diduga dimangsa harimau sumatera saat sedang berkebun.

Peristiwa tersebut, terjadi pada Kamis (10/7) sore, dan menimpa seorang pria bernama Misni (62), warga Pemalang Jawa Tengah yang sedang berkebun di kawasan hutan lindung.

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.