Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota Bandarlampung berkolaborasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung Lampung melakukan gerakan pembuatan 1.000 biopori guna mengurangi dampak banjir.
"Jadi pada hari ini gerakan awal Pemkot Bandarlampung-BBWS Mesuji Sekampung Lampung memasang 1.000 biopori yang tersebar di sejumlah wilayah di kota ini guna mengurangi dampak banjir," kata Penjabat Sementara Wali Kota Bandarlampung Budhi Darmawan, di Bandarlampung, Rabu.
Dia mengatakan bahwa pembuatan biopori ini merupakan sebuah upaya pemerintah untuk mengurangi dampak banjir di kota ini yang efektif, selain itu juga harganya relatif terjangkau.
"Kita ketahui bersama bahwa permasalahan banjir itu tidak mudah dan tidak murah untuk diatasi, tapi dengan beberapa langkah yang kami mulai hari ini, diharapkan bisa menjadi gerakan besar dengan diikuti oleh seluruh masyarakat dan didukung oleh para pengusaha di kota ini," kata dia.
Menurutnya, dalam mengatasi permasalahan banjir di kota ini memang harus dilakukan secara kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Sebab permasalahan banjir bukanlah hal yang mudah dan juga murah untuk mengatasinya.
"Jadi untuk lokusnya biopori nanti akan dibuat merata di seluruh kecamatan di Kota Bandarlampung. BBWS juga sudah memberikan alat untuk membuat lubang pembuatan biopori sebanyak 40 set. Paling tidak setiap kecamatan nanti dapat 1-2 alat tersebut tapi dilihat juga kecamatan mana yang banjirnya lebih banyak maka akan diberikan lebih alatnya, tergantung tingkat kerawanannya," kata dia.
Budhi Darmawan pun menyampaikan bahwa biopori ini efektif guna meminimalisir resiko banjir yang kerap terjadi di Bandarlampung saat hujan turun.
"Ini adalah langkah kecil tapi kalau konsisten dilakukan bisa jadi langkah besar. Mungkin tahun depan bisa lebih dari 10 ribu biopori yang akan kami buat, tetapi hal ini perlu bantuan para pengusaha paling tidak untuk lingkungannya sendiri selain juga nanti kami anggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)," kata dia.
Selain, itu lanjut dia, ke depan Pemkot Bandarlampung juga akan melakukan normalisasi sungai dalam upaya mengantisipasi dampak banjir di kota ini.
"BBWS Lampung sudah melakukan kegiatan normalisasi di beberapa sungai di kota ini. ke depannya akan dilakukan terus pengangkutan sedimen dan pembersihan sungai, membuat lubang biopori dan penanaman pohon di Kota Bandarlampung. Bahkan bila nanti ada tanah kosong itu bisa digunakan untuk membuat embung. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan ada dampaknya untuk mengurangi genangan yang ada di Bandarlampung," kata dia.
Kepala BBWS Mesuji Sekampung Lampung Roy Panagom Pardede mengatakan bahwa bahwa pihaknya akan memberikan alat bor mekanik kepada masing-masing kecamatan agar bisa memanfaatkan membuat biopori sendiri.
"Cara pembuatan biopori itu cukup gampang dengan menggunakan alat bor. Alat bor manual bisa, mekanik juga bisa. Jadi kami berikan ke kecamatan agar mereka bisa membuatnya sendiri bila ada perusahaan yang menyumbang paralonnya," kata dia.
Dia menyampaikan bahwa idealnya semua perusahaan di Bandarlampung memasang biopori. Hal ini agar aliran air hujan tidak langsung mengalir ke siring, tetapi masuk ke tanah yang meresap melalui lubang biopori.
"Mudah-mudahan dengan adanya lubang biopori, air hujan dapat meresap dan mengurangi dampak banjir," kata dia.
Dia mengapresiasi Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemkot Bandarlampung yang telah melakukan tugasnya masing-masing dalam mengantisipasi dampak banjir di kota ini.
"Masing-masing pihak melakukan tugasnya dengan baik, kami mengapresiasi apa yang dilakukan pemkot dengan program gerebek sungai, Pemprov Lampung dengan penanaman 1.000 pohonnya, harapannya kolaborasi tersebut dilanjutkan," kata dia.