Jakarta (ANTARA) - Peneliti Ahli Madya yang juga Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yudhistira Nugraha mengatakan bahwa pemanfaatan burung hantu jenis Tyto alba mampu mengendalikan hama tikus di ladang pertanian.
Melalui keterangan di laman web resmi BRIN di Jakarta, Jumat, Yudhistira menyebutkan Tyto alba memiliki kemampuan memangsa tikus dalam jumlah signifikan di alam terbuka, di mana seekor burung hantu dewasa mampu memakan beberapa ekor tikus per malam.
Namun demikian, Ia menekankan bahwa predator alami tidak akan cukup efektif jika terjadi ledakan populasi tikus (outbreak). Oleh karena itu, strategi pengendalian harus bersifat komprehensif dengan menggabungkan metode mekanik seperti grobyokan, pengemposan sarang, serta sistem trap barrier sebagai tindakan preventif.
"Pendekatan terpadu ini menjadi kunci agar populasi tikus bisa ditekan dengan cepat sebelum stabil kembali dengan bantuan predator alami," ujarnya.
Penggunaan burung hantu sebagai pengendali hama, kata Yudhistira, juga memerlukan pengelolaan yang cermat, sebab jika populasi Tyto alba tidak dikendalikan dan makanan utama mereka menipis, mereka bisa memangsa spesies lain seperti burung kecil, kelelawar, bahkan ternak kecil.
Oleh sebab itu, untuk mendukung konservasi dan efektivitas burung hantu, salah satu praktik terbaik yang dilakukan petani adalah menyediakan rumah burung hantu berupa kotak sarang di atas tiang setinggi 4 hingga 5 meter di lahan pertanian.
"Karena Tyto alba tidak membangun sarang sendiri, rumah burung hantu menjadi kunci keberhasilan program konservasi ini sekaligus menjadi fasilitas penting bagi mereka untuk menetap dan berkembang biak," jelasnya.
Menurut Yudhistira, keberhasilan pendekatan ini sangat bergantung pada keterlibatan petani, edukasi yang memadai, dan dukungan kebijakan dari pemerintah.
Fasilitasi penyediaan rumah burung hantu dan pemantauan populasi burung menjadi bagian penting dari pengelolaan ekosistem pertanian yang sehat dan berkelanjutan.
"Sinergi konservasi yang menyatu dengan strategi pengendalian hama terpadu adalah masa depan sistem pertanian modern yang aman dari hama tanpa merusak lingkungan," ucap Yudhistira Nugraha.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan pemerintah akan membantu pengadaan 1.000 ekor burung hantu untuk membantu para petani di Majalengka, Jawa Barat dalam mengatasi serangan hama tikus yang meresahkan.
“Kita juga harus cari obat antihama yang kita buat sendiri. Di daerah sini saya dapat laporan, hama tikus sangat pelik masalahnya, dan yang paling bagus sekarang katanya adalah burung hantu,” ucap Presiden Prabowo (7/4).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Periset BRIN sebut burung hantu bisa kendalikan tikus di ladang