Wali Kota Bandarlampung minta gudang bungkil perhatikan dampak lingkungan
Bandarlampung (ANTARA) - Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana meminta aktivitas gudang bungkil sawit di daerah Waylaga, Kecamatan Sukabumi agar memperhatikan dampak lingkungan.
"Ada laporan bahwa warga sekitar gudang terdampak debu dan airnya tidak bisa dipakai karena aktivitas gudang bungkil sawit ini. Tadi saya sudah cek dan minta perusahaan agar bisa antisipasi dampak lingkungannya," kata dia setelah meninjau langsung gudang bungkil di Bandarlampung, Selasa.
Ia menegaskan bahwa daerah setempat terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin melakukan investasi, namun tetap harus menjaga wilayah sekitar dan mengikuti aturan yang berlaku.
"Silakan saja investasi di sini, tapi juga harus baik dan benar serta dapat berdamai dengan masyarakat sekitar," kata dia.
Menurut dia, dengan kondisi cuaca seperti ini, perusahaan bungkil sawit harus mengantisipasi debu yang mungkin bertebaran ke lingkungan sekitar agar tidak mengganggu warga yang berdekatan dengan lokasi penyimpanan bungkil sawit tersebut.
"Tadi kami cek, itu bungkil sawit memang dibiarkan terbuka gitu saja di gudang, tidak ditutup terpal. Makanya kami tanya kenapa tidak di-packing (kemas) atau diplastik, agar debunya tidak ke mana-mana. Kalau kena angin saja debunya pasti terbang apalagi ini barang halus sekali," kata dia.
Eva meminta Dinas Perizinan, Dinas Permukiman, dan Dinas Perizinan untuk meninjau kembali izin operasional fasilitas itu dan melakukan pembinaan kepada perusahaan agar mengikuti prosedur yang berlaku.
"Dinas Perkim, DLH, dan Perizinan, serta camat, kemudian lurah juga, saya minta intensif datang ke sini (gudang bungkil) mudah-mudahan semua berjalan dengan baik tanpa ada yang terzalimi," kata dia.
Pengawas gudang bungkil itu, Benny, menyampaikan selama ini penyimpanan tidak ada debu karena tempat tertutup dengan rapat.
"Jadi memang tidak ada debu keluar. Bahkan, tadi pagi kami sudah ke belakang, cek langsung, melihat kondisi warga. Memang ada debu tapi tidak sampai 1 cm tebalnya seperti yang disampaikan warga," kata dia.
Bahkan, ucap dia, air sumur warga yang katanya terdampak dari aktivitas gudang bungkil sawit, sudah dicek dan tidak terkontaminasi.
"Dampak air kami sudah cek sendiri, tidak ada kontaminasi, bau atau berubah warna. Tapi memang kami belum uji laboratorium, karena itu tes secara manual dengan mencicipi rasanya. Jadi airnya tidak berasa asin atau pahit," kata dia.
"Ada laporan bahwa warga sekitar gudang terdampak debu dan airnya tidak bisa dipakai karena aktivitas gudang bungkil sawit ini. Tadi saya sudah cek dan minta perusahaan agar bisa antisipasi dampak lingkungannya," kata dia setelah meninjau langsung gudang bungkil di Bandarlampung, Selasa.
Ia menegaskan bahwa daerah setempat terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin melakukan investasi, namun tetap harus menjaga wilayah sekitar dan mengikuti aturan yang berlaku.
"Silakan saja investasi di sini, tapi juga harus baik dan benar serta dapat berdamai dengan masyarakat sekitar," kata dia.
Menurut dia, dengan kondisi cuaca seperti ini, perusahaan bungkil sawit harus mengantisipasi debu yang mungkin bertebaran ke lingkungan sekitar agar tidak mengganggu warga yang berdekatan dengan lokasi penyimpanan bungkil sawit tersebut.
"Tadi kami cek, itu bungkil sawit memang dibiarkan terbuka gitu saja di gudang, tidak ditutup terpal. Makanya kami tanya kenapa tidak di-packing (kemas) atau diplastik, agar debunya tidak ke mana-mana. Kalau kena angin saja debunya pasti terbang apalagi ini barang halus sekali," kata dia.
Eva meminta Dinas Perizinan, Dinas Permukiman, dan Dinas Perizinan untuk meninjau kembali izin operasional fasilitas itu dan melakukan pembinaan kepada perusahaan agar mengikuti prosedur yang berlaku.
"Dinas Perkim, DLH, dan Perizinan, serta camat, kemudian lurah juga, saya minta intensif datang ke sini (gudang bungkil) mudah-mudahan semua berjalan dengan baik tanpa ada yang terzalimi," kata dia.
Pengawas gudang bungkil itu, Benny, menyampaikan selama ini penyimpanan tidak ada debu karena tempat tertutup dengan rapat.
"Jadi memang tidak ada debu keluar. Bahkan, tadi pagi kami sudah ke belakang, cek langsung, melihat kondisi warga. Memang ada debu tapi tidak sampai 1 cm tebalnya seperti yang disampaikan warga," kata dia.
Bahkan, ucap dia, air sumur warga yang katanya terdampak dari aktivitas gudang bungkil sawit, sudah dicek dan tidak terkontaminasi.
"Dampak air kami sudah cek sendiri, tidak ada kontaminasi, bau atau berubah warna. Tapi memang kami belum uji laboratorium, karena itu tes secara manual dengan mencicipi rasanya. Jadi airnya tidak berasa asin atau pahit," kata dia.