Tim Basarnas cari delapan korban kapal tenggelam di Perairan Wawonii Sultra

id Basarnas Kendari,Kapal Tenggelam,perairan sultra,kmn cahaya sinar,konawe kepulauan

Tim Basarnas cari delapan korban kapal tenggelam di Perairan Wawonii Sultra

Tim Basarnas Kendari saat melakukan persiapan untuk pencarian korban. (Antara/HO-Basarnas Kendari)

Kendari (ANTARA) - Tim Penyelamat Basarnas Kendari melakukan operasi pencarian terhadap delapan korban Kapal KMN Cahaya Sinar yang tenggelam di sekitar Perairan Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Rabu sekitar pukul 02.27 WITA.

Kepala Basarnas Kendari Muhammad Arafah di Kendari, Rabu, mengatakan delapan orang yang dinyatakan hilang itu masing-masing bernama Subhan yang merupakan kapten kapal, kemudian Suherman, Suriadi, Suryanto, Rian, Aco, Arjun, dan Rival.

Ia menyampaikan  peristiwa kecelakaan kapal tersebut pertama kali diinformasikan oleh salah seorang ABK KMN Cahaya Sinar. "Yang melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan kapal yakni KMN Cahaya Sinar tenggelam di Perairan Wawonii," katanya. 

Berdasarkan informasi tersebut, pihaknya kemudian memberangkatkan Tim Penyelamat Basarnas Kendari dengan menggunakan KN SAR Pacitan menuju lokasi yang diinformasikan.

"Adapun jarak menuju lokasi kecelakaan kapal itu sekitar 70 mil laut dari Dermaga Basarnas Kendari," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diterima, kata dia, jumlah penumpang kapal sebanyak 11 orang, dimana tiga orang bernama Sudirman, Nadi, dan Syukur, berhasil selamat dan delapan orang lainnya masih dalam pencarian.

"Unsur yang terlibat dalam operasi pencarian itu yakni Penyelamat Basarnas Kendari lima orang, ABK KN SAR Pacitan 24 orang, dan dari korban selamat dua orang," jelasnya.


Muhammad Arafah juga menjelaskan bahwa peristiwa tenggelamnya kapal itu bermula saat KMN Cahaya Sinar berangkat dari Kendari dengan tujuan mencari ikan di sekitar Perairan Pulau Wawonii pada Senin (26/2). 

"Pada tanggal 27 Februari 2024 sekitar pukul 08.30 WITA kapal itu dihantam gelombang yang mengakibatkan air masuk ke dalam kapal," ucapnya.

Saat peristiwa itu terjadi, lanjutnya, salah satu awak kapal menggunakan perahu kecil untuk mendayung ke daratan mencari bala bantuan.

"Hingga saat ini para korban masih dicari oleh tim," sebut Muhammad Arafah.