Realisasi belanja APBN Lampung hingga September capai 70,39 persen

id Belanja APBN Lampung, ekonomi Lampung, djpb Lampung,belanja apbn lampung

Realisasi belanja APBN Lampung hingga September capai 70,39 persen

Foto Arsip - Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung Mohammad Dody Fachrudin saat memberi keterangan. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Adapun untuk faktor yang mendorong peningkatan setoran itu ada di industri pangan, industri karet, dan barang dari karet serta plastik, ujar dia

Bandarlampung (ANTARA) - Realisasi belanja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di Provinsi Lampung hingga September 2023 mencapai 70,39 persen.

"Belanja APBN sampai 30 September 2023 ini telah mencapai 70,39 persen atau bila dikonversi sebesar Rp22 triliun dari pagu yang ditentukan," kata Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung Mohammad Dody Fachrudin dalam keterangannya di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan dari sisi belanja pemerintah pusat (BPP) telah terealisasi sebesar Rp6,2 miliar atau 60 persen dari pagu dan mengalami percepatan sebesar 15,92 persen dari tahun per tahun.
"Dari total realisasi belanja pemerintah pusat tersebut telah digunakan untuk pembayaran belanja gaji dan tunjangan sebesar Rp2,3 miliar, belanja barang operasional, non operasional dan persediaan sebanyak Rp1,2 miliar," katanya.
Selanjutnya juga telah dilakukan untuk belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan sebesar Rp418,19 miliar, selanjutnya belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat atau pemerintah daerah sebesar Rp401,34 miliar, dan belanja pemeliharaan Rp333 miliar.
"Sedangkan dari sisi transfer ke daerah telah terealisasi sebesar Rp15 miliar atau memiliki persentase 75,53 persen dari pagu, dana bagi hasil (DBH) terealisasi Rp337 miliar, dana alokasi umum sebesar Rp10 miliar," ujarnya.
Lalu, dana alokasi khusus fisik sebesar Rp608 miliar, dana alokasi khusus nonfisik Rp3,1 miliar, dana insentif fiskal sebesar Rp68,08 miliar, dana desa terealisasi Rp1,6 miliar.
"Untuk realisasi dari sisi pendapatan APBN hingga akhir September lalu sudah sebesar Rp7,5 miliar atau mencapai 79,82 persen," katanya.
Ia melanjutkan bila dilihat dari sisi penerimaan pajak, mayoritas penerimaan per jenis pajak masih tumbuh positif, dimana realisasi penerimaan pajak sebesar Rp5,7 miliar.
"Secara agregat seluruh sektor utama tumbuh positif dengan kontribusi penerimaan pajak didominasi oleh sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 30,10 persen dari total penerimaan pajak. Adapun untuk faktor yang mendorong peningkatan setoran itu ada di industri pangan, industri karet, dan barang dari karet serta plastik," ujar dia.
Menurut dia, untuk penerimaan kepabeanan dan cukai telah mencapai Rp755 miliar hingga akhir September. Realisasi bea masuk sebesar Rp286 miliar yang dipengaruhi kenaikan importasi beras, realisasi cukai Rp1,33 miliar dipengaruhi oleh denda administrasi cukai dengan berlakukan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 237/PMK.04/2022.
"Sedangkan untuk realisasi bea keluar sebesar Rp467 miliar ada kontraksi 65,94 persen akibat harga CPO yang termoderasi di pasar global. Dan untuk penerimaan negara bukan pajak realisasinya sebesar Rp1,1 miliar," kata dia.