Bandarlampung (ANTARA) - Tim pengabdian masyarakat Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengajak masyarakat Kampung Totokaton, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung memanfaatkan kotoran sapi sebagai pengganti elpiji (liquified petroleum gas).
"Kegiatan ini karena kami ingin membantu meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat Kampung Totokaton terkait teknologi konversi energi biogas," kata Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Itera, Khoirun Naimah, S.ST., M.Han., dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Kamis.
Terlebih, lanjut dia, mayoritas masyarakat Kampung Totokaton berprofesi sebagai petani dan peternak. Dimana peternak di kampung ini juga tergolong salah satu yang besar di Kabupaten Lampung Tengah dengan rata-rata setiap rumah memiliki 3-10 sapi.
Namun begitu, ia mengatakan potensi kohe ( kotoran hewa yang cukup besar di kampung tersebut belum mendapatkan manajemen limbah secara optimal untuk manfaat yang lebih luas.
"Jadi setiap ekor sapi dapat menghasilkan limbah kotoran hewan sebanyak 20 kgtiap harinya. Selama ini, limbah kotoran hewan hanya ditumpuk, dikeringkan, kemudian dijadikan pupuk, padahal juga memiliki potensi lain yaitu sebagai bahan baku untuk produksi biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, biogas sendiri adalah biomassa yang kandungan utamanya berupa gas metana. Gas ini dapat dihasilkan dari proses fermentasi anaerobik limbah organik seperti kotoran hewan.
"Pemanfaatan biogas ini dapat menjadi salah satu sumber energi alternatif yang ekonomis selain gas LPG. Selain itu, biogas juga berpotensi dijadikan bahan bakar kendaraan, bahkan dalam jumlah yang mencukupi, di beberapa tempat di dunia, biogas sudah dimanfaatkan sebagai sumber energi pada sebuah pembangkit listrik," kata dia.
Selain memberikan edukasi, ia mengatakan tim dosen dan mahasiswa Itera juga secara langsung melakukan implementasi upaya konservasi energi dari limbah kotoran hewan menjadi sumber energi terbarukan biogas.
“Alhamdulillah, dari instalasi biogas yang sudah dibangun, masyarakat dapat merasakan manfaatnya sebagai pengganti gas elpiji, untuk keperluan memasak sehari-hari. Masyarakat bisa selangkah maju dalam hal mandiri energi yang kami harap teknologi biogas ini dapat diterapkan kepada seluruh masyarakat pedesaan,” ujarnya.
PKM ini sendiri adalah program hibah dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Itera.
Luaran berupa instalasi biogas sendiri mempunyai umur guna sampai 25 tahun dan selama itu pula masyarakat mempunyai sumber energi sendiri, hal ini membuat teknologi biogas ekonomis, mudah diakses, berkelanjutan dan tentunya ramah lingkungan.
Berita Terkait
Dosen Itera bangun reaktor untuk olah kotoran sapi jadi biogas
Senin, 5 Agustus 2024 18:39 Wib
Petani makin giat manfaatkan kotoran hewan jadi biogas
Sabtu, 14 Oktober 2023 21:09 Wib
Tim Prodi TIP Itera latih warga manfaatkan limbah pertanian jadi biogas
Selasa, 24 Januari 2023 9:39 Wib
Mahasiswa Itera rancang reaktor biogas mini ramah lingkungan
Rabu, 7 September 2022 8:52 Wib
GGF gelar pelatihan pengenalan dan teknik pengolahan kotoran sapi menjadi biogas
Kamis, 29 Oktober 2020 13:26 Wib
Pertamax jadi primadona mudik Idul Fitri 2019
Minggu, 2 Juni 2019 21:17 Wib
Pemerintahan Desa Labuhanratu IX Dorong Rumah Tangga Pakai Biogas
Sabtu, 29 Desember 2018 12:15 Wib
Warga Desa Labuhanratu IX Lamtim Manfaatkan Biogas dari Kotoran Sapi
Jumat, 28 Desember 2018 19:48 Wib