Piala Afrika, setengah lusin orang meninggal pada kerumunan di stadion di Kamerun
Jakarta (ANTARA) - Kerumunan penonton di luar stadion di Kamerun tempat tim tuan rumah lolos ke perempat final Piala Afrika pada Senin, membuat sedikitnya setengah lusin orang meninggal dan cedera, menurut televisi pemerintah Kamerun.
Massa berusaha untuk memasuki Stadion Olembe di ibu kota Yaounde untuk menyaksikan Kamerun mengalahkan Comoros 2-1.
Meskipun kapasitas stadion 60.000 telah dibatasi karena kekhawatiran virus corona, batas 60 persen dinaikkan menjadi 80 persen ketika tim "Singa Gigih" Kamerun bermain.
Penyelenggara turnamen sebelumnya mengkonfirmasi kepada AFP bahwa korban telah dicatat tanpa memberi rincian lebih lanjut.
"Kerumunan di pintu masuk Stadion Olembe" menyebabkan "setengah lusin meninggal dan lusinan cedera", lapor lembaga penyiaran pemerintah Kamerun CRTV.
Sebelumnya, juru bicara komite penyelenggara Piala Afrika Abel Mbengue mengatakan kepada AFP: "Ada keributan seperti yang bisa terjadi ketika ada penyerbuan. Kami menanti informasi tentang jumlah korban dalam insiden tragis ini".
Konfederasi Sepak Bola Afrika, yang menyelenggarakan kompetisi unggulan benua tersebut, mengatakan mereka "sedang menyelidiki situasinya dan berusaha untuk memperoleh rincian mengenai apa yang terjadi".
Dalam satu pernyataan online, organisasi itu mengatakan telah mengirim sekretaris jenderalnya untuk "mengunjungi para pendukung di rumah sakit di Yaounde".
Ditambahkan bahwa organisasi tersebut melakukan "komunikasi terus-menerus dengan pemerintah Kamerun dan Komite Penyelenggara Lokal".
Di lapangan, sebelum berita mengenai insiden tersebut muncul, Kamerun memastikan tempatnya pada babak delapan besar turnamen yang sangat ingin mereka menangi itu.
Tim Singa Gigih sekarang akan melawan Gambia pada perempat final pada akhir pekan ini di Douala.
Tim Comoros telah lolos ke babak 16 besar pada penampilan pertama mereka dalam Piala Afrika.
Kerumunan yang mematikan
Sebelumnya, kepadatan penonton pada pertandingan sepak bola telah mengakibatkan sejumlah kematian.
Ribuan penggemar di ibu kota Mesir, Kairo, pada tahun 2015 berusaha memasuki stadion untuk menonton pertandingan, memicu kepanikan ketika polisi menembakkan gas air mata dan tembakan burung dan mengakibatkan 19 orang tewas.
Pada April 2001, 43 orang tewas terinjak-injak di stadion Ellis Park Johannesburg selama pertandingan antara Orlando Pirates dan Kaizer Chiefs.
Dan di Guatemala pada Oktober 1996, 90 orang tewas dalam kecelakaan selama pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara negara tuan rumah dan Kosta Rika di stadion yang penuh sesak.
Massa berusaha untuk memasuki Stadion Olembe di ibu kota Yaounde untuk menyaksikan Kamerun mengalahkan Comoros 2-1.
Meskipun kapasitas stadion 60.000 telah dibatasi karena kekhawatiran virus corona, batas 60 persen dinaikkan menjadi 80 persen ketika tim "Singa Gigih" Kamerun bermain.
Penyelenggara turnamen sebelumnya mengkonfirmasi kepada AFP bahwa korban telah dicatat tanpa memberi rincian lebih lanjut.
"Kerumunan di pintu masuk Stadion Olembe" menyebabkan "setengah lusin meninggal dan lusinan cedera", lapor lembaga penyiaran pemerintah Kamerun CRTV.
Sebelumnya, juru bicara komite penyelenggara Piala Afrika Abel Mbengue mengatakan kepada AFP: "Ada keributan seperti yang bisa terjadi ketika ada penyerbuan. Kami menanti informasi tentang jumlah korban dalam insiden tragis ini".
Konfederasi Sepak Bola Afrika, yang menyelenggarakan kompetisi unggulan benua tersebut, mengatakan mereka "sedang menyelidiki situasinya dan berusaha untuk memperoleh rincian mengenai apa yang terjadi".
Dalam satu pernyataan online, organisasi itu mengatakan telah mengirim sekretaris jenderalnya untuk "mengunjungi para pendukung di rumah sakit di Yaounde".
Ditambahkan bahwa organisasi tersebut melakukan "komunikasi terus-menerus dengan pemerintah Kamerun dan Komite Penyelenggara Lokal".
Di lapangan, sebelum berita mengenai insiden tersebut muncul, Kamerun memastikan tempatnya pada babak delapan besar turnamen yang sangat ingin mereka menangi itu.
Tim Singa Gigih sekarang akan melawan Gambia pada perempat final pada akhir pekan ini di Douala.
Tim Comoros telah lolos ke babak 16 besar pada penampilan pertama mereka dalam Piala Afrika.
Kerumunan yang mematikan
Sebelumnya, kepadatan penonton pada pertandingan sepak bola telah mengakibatkan sejumlah kematian.
Ribuan penggemar di ibu kota Mesir, Kairo, pada tahun 2015 berusaha memasuki stadion untuk menonton pertandingan, memicu kepanikan ketika polisi menembakkan gas air mata dan tembakan burung dan mengakibatkan 19 orang tewas.
Pada April 2001, 43 orang tewas terinjak-injak di stadion Ellis Park Johannesburg selama pertandingan antara Orlando Pirates dan Kaizer Chiefs.
Dan di Guatemala pada Oktober 1996, 90 orang tewas dalam kecelakaan selama pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara negara tuan rumah dan Kosta Rika di stadion yang penuh sesak.