Asops Satsiber TNI imbau masyarakat waspadai bentuk lain perang siber

id Perang Siber,Satuan Siber TNI,Kolonel Laut (E) Danto Yuliardi Wirawan ,Radikalisme,Terorisme

Asops Satsiber TNI imbau masyarakat waspadai bentuk lain perang siber

Hasil tangkapan layar Asisten Operasi Satuan Siber (Asops Satsiber) Mabes TNI Kolonel Laut (E) Danto Yuliardi Wirawan saat menjadi narasumber dalam webinar nasional bertajuk “Bangkitkan Literasi Digital Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Prodi Ketahanan Nasional UGM, dipantau dari Jakarta, Sabtu (30/10/2021) (ANTARA/Tri Meilani Ameliya)

Artinya, ini (siber terorisme) adalah bentuk baru dan sebuah peperangan. Namun saat ini dengan perkembangan teknologi, bentuknya menjadi berbeda dan tidak terasa, jelasnya

Jakarta (ANTARA) - Asisten Operasi Satuan Siber (Asops Satsiber) Mabes TNI Kolonel Laut (E) Danto Yuliardi Wirawan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bentuk lain perang siber, seperti doktrin, perekrutan, dan pelatihan anggota baru kelompok teroris melalui ruang siber.

“Masa-masa pandemi COVID-19 secara umum mengubah mekanisme cara kerja kelompok-kelompok teroris ataupun radikal, mengurangi kesempatan untuk bertatap muka sehingga ruang siber digunakan untuk memberi pengaruh kepada masyarakat,” kata Danto Yuliardi Wirawan saat menjadi narasumber dalam webinar nasional bertajuk “Bangkitkan Literasi Digital Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Prodi Ketahanan Nasional UGM, dipantau dari Jakarta, Sabtu.

Dalam webinar yang juga ditujukan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93 itu, Danto menjelaskan perubahan mekanisme cara kerja tersebutlah yang merupakan bentuk lain dari perang siber, namun belum banyak disadari oleh masyarakat.

Perang siber, lanjut Danto, merupakan semua tindakan yang dilakukan dalam ruang siber secara sengaja, sistematis, terkoordinasi, serta berorientasi pada kedaulatan negara, keutuhan wilayah, kehormatan, keselamatan bangsa, bahkan keamanan nasional, termasuk kepentingan dan aset-aset militer terkait.

“Artinya, ini (siber terorisme) adalah bentuk baru dan sebuah peperangan. Namun saat ini dengan perkembangan teknologi, bentuknya menjadi berbeda dan tidak terasa,” jelasnya.

Untuk itu, Danto mengimbau segenap bangsa Indonesia mulai mewaspadai dan menyadari bahwa serangan siber tidak selalu berbentuk fisik dan terasa. Serangan siber dalam berbagai bentuk propaganda melalui internet pun dapat masuk ke dalam kedaulatan negara.

Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengatasi sisi negatif perkembangan teknologi di dunia siber dan menjadikannya sebagai peluang untuk menuju Indonesia Emas 2045.

Di antaranya adalah mempertegas karakter bangsa Indonesia di dalam masing-masing diri, berintegritas, dan meningkatkan kecintaan terhadap Tanah Air.

“Tanpa dilandasi karakter yang kuat dan ketahanan nasional yang baik, perkembangan teknologi ini tentunya tidak semulus yang diharapkan,” ucap Danto.

Ia pun harapkan generasi muda bisa menjaga perjalanan bangsa ini menuju Indonesia Emas di 2045 dengan mendorong dan menggerakkan literasi digital agar diketahui seluruh lapisan masyarakat.