Jakarta (ANTARA) - Para ahli kesehatan mengingatkan khususnya pada orang yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, penyakit kardiovaskular dan hipertensi membatasi asupan daging kurban saat Idul Adha.
Ahli endokrinologi, Mustafa Altay, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa mengatakan, asupan daging yang utamanya dibatasi yakni yang berlemak.
Hal senada diungkapkan pakar endokrinologi di Istanbul, Turki, Safiye Arik. Menurut dia, daging berlemak mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol (jahat) yang tinggi.
"Orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, harus mengkonsumsi daging secara terbatas karena daging berlemak mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi," tutur dia.
Arik menambahkan, penyadang diabetes khususnya perlu menghindari makanan penutup seperti jus buah manis. Sebaknya, pilihlah makanan penutup yang tidak terlalu manis, seperti susu, dan makanan alami.
Sementara itu, ahli bedah jantung Dr. Gokce Sirin mengingatkan, kebiasaan makan yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk obesitas, diabetes, tekanan darah dan penyakit kardiovaskular.
"Makan yang tidak teratur dapat mengancam jiwa orang-orang dengan masalah berat badan dan jantung, tekanan darah, penyakit kardiovaskular dan gastroenterologis," kata Sirin.
Idul Adha identik dengan salat Id dan penyembelihan hewan kurban yakni sapi atau kambing. Di Indonesia, karena pandemi COVID-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, salat Idul Adha di zona merah dan oranye diimbau dilakukan di rumah. Sementara di daerah zona hijau dan kuning, masih diperbolehkan melaksanakan salat Idul Adha dengan ketentuan kapasitas 50 persen jamaah.
Terkait penyembelihan hewan kurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia (RPH-R). Tetapi apabila ada keterbatasan jumlah dan kapasitas, maka penyembelihan hewan bisa dilaksanakan di luar RPH-R dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Berita Terkait
Berbuka puasa, batasi makanan tinggi lemak
Selasa, 21 Maret 2023 23:20 Wib
Kelebihan konsumsi gula, garam dan lemak sebabkan kardiovaskuler & stroke
Rabu, 24 Agustus 2022 7:43 Wib
Nilai ekspor minyak hewan-nabati Sumatera Utara naik 19, 03 persen
Kamis, 12 Mei 2022 9:16 Wib
Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumut capai 3,258 miliar dolar AS
Sabtu, 2 Oktober 2021 14:35 Wib
Pakar gizi: berbaya konsumsi gula, garam dan lemak berlebih
Kamis, 23 September 2021 7:29 Wib
PDGKI sebut pengidap kanker boleh konsumsi lemak yang mengandung omega
Senin, 26 April 2021 12:06 Wib
"Sit-up" bukan cara yang efektif bakar lemak di perut
Selasa, 9 Februari 2021 5:55 Wib
Jeroan ikan banyak mengandung protein dan lemak tak jenuh
Senin, 23 November 2020 9:06 Wib