Wujudkan mimpi Desa Panji Anom di Buleleng Bali jadi destinasi wisata alam
Masyarakat ingin memiliki destinasi wisata yang alami
Singaraja (ANTARA) - Wilayah pertanian dengan sawah berundak-undak yang masih terpelihara dengan baik adalah potensi yang dimiliki Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali. Ya, desa itu memiliki pemandangan alam yang asri dan masih terpelihara dengan baik, sehingga sangat cocok dikembangkan sebagai desa wisata, khususnya wisata alam.
Desa Panji Anom selama ini memang dikenal memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Area pertanian dengan sawah berundak-undak dengan jalur-jalur tracking yang dikeliling pemandangan yang indah menambah keindahan lokasi ini. Dari desa itu juga bisa dilihat hamparan laut yang membentang di pantai utara.
"Masyarakat desa masih memelihara kekayaan alam, terutama persawahan, perkebunan, dan sumber-sumber air dengan baik, karena itu masyarakat ingin memiliki destinasi wisata yang alami. Kami sangat berharap keinginan dari masyarakat dapat terwujud yaitu destinasi pariwisata andalan," kata Perbekel (Kepala Desa) Panji Anom I Made Gina di Sukasada.
Di desa ini juga terdapat air terjun dan terdapat juga potensi wisata religius. Inilah yang mendorong masyarakat bergerak untuk mewujudkan cita-cita bersama bagaimana desa itu menjadi desa wisata yang digemari wisatawan.
Didukung dengan kemajuan pembangunan infrastruktur jalan atau akses menuju kawasan wisata, sekaligus dengan penataan lingkungannya, pihaknya berharap keinginan warga bisa terwujud. "Kami berharap hal ini dapat direalisasikan oleh Bupati Buleleng sehingga Panji Anom dapat bersaing dengan desa-desa lainnya yang ada di Buleleng," katanya.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, Pemkab akan mendorong terus Desa Panji Anom membangun desa wisata. Untuk itu, seluruh masyarakat desa diminta agar tidak dulu menjual tanah pribadinya kepada pihak luar. Sembari menunggu perbaikan akses jalan yang dapat membuka peluang bagi para investor untuk berdatangan.
"Saya merasa beruntung dapat berkunjung ke Desa Panji Anom, pemandangannya luar biasa tentu ini dapat meningkatkan imun kita. Saya minta jangan ada yang menjual tanahnya dulu. Jika dapat melakukan kerja sama dengan investor, tentunya dengan nilai pembagiannya 75 berbanding 25 persen," katanya.
Berkaca ke daerah lain, ada yang sebagian besar kepemilikan lahan telah dimiliki oleh orang dari luar desa dan sebagian besar tidak paham dengan koefisien dasar bangunan, juga tidak paham dengan pelestarian lingkungan dan tidak tahu dengan teori kapasitas.
"Yang artinya berapa luas yang terbangun dan berapa kemampuan lahan tersebut dalam menyerap air," katanya.
Pemkab Buleleng terus mengupayakan pengembangan atau pembangunan jalan-jalan akses menuju daerah pariwisata. Melalui kerja sama dengan dengan legislatif dalam rangka memperjuangkan peningkatan Dana Alokasi Khsusus (DAK) fisik.
"Saya dengan Dinas PUTR setiap tahun melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR agar diberikan tambahan DAK fisik, sehingga dapat membangun infrastruktur di Buleleng. Jika hanya mengandalkan DAK murni tentu tidak dapat terwujud seperti sekarang ini, pembangunan jalan, rumah sakit, dan lain sebagainya," ucapnya.
Kearifan lokal
Hal terpenting juga adalah bagaimana penataan kawasan Panji Anom secara komprehensif. Nantinya, jika dilakukan pengembangan secara menyeluruh, maka sangat diperlukan adanya rencana detail dari tata ruang kawasan Sukasada.
"Saya sampaikan kepada Wakil Ketua DPRD yang hadir, pembangunan Buyan saat ini adalah awal dari pembangunan destinasi di Buleleng yang tidak jauh dari Panji Anom. Kita bisa bikin paket pariwisata, mulai dari mancing ikan, trekking, dan air terjun serta di Desa Panji ada kehidupan sungai," ujar Agus Suradnyana.
Tidak hanya pemerintah, agaknya Desa Panji Anom juga mendapat perhatian dari kampus, seperti Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.
Tim Undiksha yang terdiri atas Dr. Syarif Hidayat, M.Pd, I Ketut Chandra Adhinata, M.Pd, Ni Made Dwi Sucidartini, M.Pd, dan Dr. Luh Putu Tuti Ariani, M. Fis., sempat melakukan Program Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) di Desa Panji Anom, terutama untuk menggarap potensi alam di desa itu dengan melatih sumber daya manusia setempat.
Desa Panji Anom yang masuk sebagai daerah aliran Sungai Sudamala memiliki potensi alam yang luar biasa, seperti hamparan persawahan dengan terasering.
Selain itu, Panji Anom juga didukung dengan potensi budaya yang masih terpelihara dengan baik oleh masyarakatnya, seperti permainan tradisional magoak-goakan. Oleh sebab itu, perlu ada dukungan terhadap kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk dapat mengelola potensi tersebut semakin maksimal.
"Potensinya sangat mendukung pengembangan sport tourism, sehingga kami memberikan pelatihan kepada anggota Pokdarwis agar semakin bisa memanfaatkan potensi daerahnya. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut kerja sama antara Pemkab Buleleng dan Undiksha dalam pengembangan wilayah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sudamala," katanya.
Tim dari Undiksha memberikan pelatihan SDM di desa itu, antara lain pelatihan penyusunan aktivitas dan promosi olahraga trekking yang diarahkan dapat berbasis informasi teknologi. Melalui cara ini, jangkauan informasi terhadap wisatawan dapat semakin luas. Promosi ini dapat menggunakan video atau foto yang menarik.
Pengembangan wisata berbasis kearifan lokal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat maupun desa.
Pendampingan perlu dilakukan secara berkelanjutan, dengan harapan bahwa usaha wisata di kawasan pegunungan ini semakin berdaya saing. Diharapkan program ini dapat memberikan hasil maksimal untuk kesejahteraan bersama.
Baca juga: Pemkab Buleleng bangun Taman Wisata "Pantai Happy" di Tukadmungga
Desa Panji Anom selama ini memang dikenal memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Area pertanian dengan sawah berundak-undak dengan jalur-jalur tracking yang dikeliling pemandangan yang indah menambah keindahan lokasi ini. Dari desa itu juga bisa dilihat hamparan laut yang membentang di pantai utara.
"Masyarakat desa masih memelihara kekayaan alam, terutama persawahan, perkebunan, dan sumber-sumber air dengan baik, karena itu masyarakat ingin memiliki destinasi wisata yang alami. Kami sangat berharap keinginan dari masyarakat dapat terwujud yaitu destinasi pariwisata andalan," kata Perbekel (Kepala Desa) Panji Anom I Made Gina di Sukasada.
Di desa ini juga terdapat air terjun dan terdapat juga potensi wisata religius. Inilah yang mendorong masyarakat bergerak untuk mewujudkan cita-cita bersama bagaimana desa itu menjadi desa wisata yang digemari wisatawan.
Didukung dengan kemajuan pembangunan infrastruktur jalan atau akses menuju kawasan wisata, sekaligus dengan penataan lingkungannya, pihaknya berharap keinginan warga bisa terwujud. "Kami berharap hal ini dapat direalisasikan oleh Bupati Buleleng sehingga Panji Anom dapat bersaing dengan desa-desa lainnya yang ada di Buleleng," katanya.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, Pemkab akan mendorong terus Desa Panji Anom membangun desa wisata. Untuk itu, seluruh masyarakat desa diminta agar tidak dulu menjual tanah pribadinya kepada pihak luar. Sembari menunggu perbaikan akses jalan yang dapat membuka peluang bagi para investor untuk berdatangan.
"Saya merasa beruntung dapat berkunjung ke Desa Panji Anom, pemandangannya luar biasa tentu ini dapat meningkatkan imun kita. Saya minta jangan ada yang menjual tanahnya dulu. Jika dapat melakukan kerja sama dengan investor, tentunya dengan nilai pembagiannya 75 berbanding 25 persen," katanya.
Berkaca ke daerah lain, ada yang sebagian besar kepemilikan lahan telah dimiliki oleh orang dari luar desa dan sebagian besar tidak paham dengan koefisien dasar bangunan, juga tidak paham dengan pelestarian lingkungan dan tidak tahu dengan teori kapasitas.
"Yang artinya berapa luas yang terbangun dan berapa kemampuan lahan tersebut dalam menyerap air," katanya.
Pemkab Buleleng terus mengupayakan pengembangan atau pembangunan jalan-jalan akses menuju daerah pariwisata. Melalui kerja sama dengan dengan legislatif dalam rangka memperjuangkan peningkatan Dana Alokasi Khsusus (DAK) fisik.
"Saya dengan Dinas PUTR setiap tahun melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR agar diberikan tambahan DAK fisik, sehingga dapat membangun infrastruktur di Buleleng. Jika hanya mengandalkan DAK murni tentu tidak dapat terwujud seperti sekarang ini, pembangunan jalan, rumah sakit, dan lain sebagainya," ucapnya.
Kearifan lokal
Hal terpenting juga adalah bagaimana penataan kawasan Panji Anom secara komprehensif. Nantinya, jika dilakukan pengembangan secara menyeluruh, maka sangat diperlukan adanya rencana detail dari tata ruang kawasan Sukasada.
"Saya sampaikan kepada Wakil Ketua DPRD yang hadir, pembangunan Buyan saat ini adalah awal dari pembangunan destinasi di Buleleng yang tidak jauh dari Panji Anom. Kita bisa bikin paket pariwisata, mulai dari mancing ikan, trekking, dan air terjun serta di Desa Panji ada kehidupan sungai," ujar Agus Suradnyana.
Tidak hanya pemerintah, agaknya Desa Panji Anom juga mendapat perhatian dari kampus, seperti Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.
Tim Undiksha yang terdiri atas Dr. Syarif Hidayat, M.Pd, I Ketut Chandra Adhinata, M.Pd, Ni Made Dwi Sucidartini, M.Pd, dan Dr. Luh Putu Tuti Ariani, M. Fis., sempat melakukan Program Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) di Desa Panji Anom, terutama untuk menggarap potensi alam di desa itu dengan melatih sumber daya manusia setempat.
Desa Panji Anom yang masuk sebagai daerah aliran Sungai Sudamala memiliki potensi alam yang luar biasa, seperti hamparan persawahan dengan terasering.
Selain itu, Panji Anom juga didukung dengan potensi budaya yang masih terpelihara dengan baik oleh masyarakatnya, seperti permainan tradisional magoak-goakan. Oleh sebab itu, perlu ada dukungan terhadap kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk dapat mengelola potensi tersebut semakin maksimal.
"Potensinya sangat mendukung pengembangan sport tourism, sehingga kami memberikan pelatihan kepada anggota Pokdarwis agar semakin bisa memanfaatkan potensi daerahnya. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut kerja sama antara Pemkab Buleleng dan Undiksha dalam pengembangan wilayah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sudamala," katanya.
Tim dari Undiksha memberikan pelatihan SDM di desa itu, antara lain pelatihan penyusunan aktivitas dan promosi olahraga trekking yang diarahkan dapat berbasis informasi teknologi. Melalui cara ini, jangkauan informasi terhadap wisatawan dapat semakin luas. Promosi ini dapat menggunakan video atau foto yang menarik.
Pengembangan wisata berbasis kearifan lokal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat maupun desa.
Pendampingan perlu dilakukan secara berkelanjutan, dengan harapan bahwa usaha wisata di kawasan pegunungan ini semakin berdaya saing. Diharapkan program ini dapat memberikan hasil maksimal untuk kesejahteraan bersama.
Baca juga: Pemkab Buleleng bangun Taman Wisata "Pantai Happy" di Tukadmungga