Ganjar Pranowo minta pengelola wisata Jateng kantongi izin sebelum buka lagi

id ganjar pranowo,wisata jateng

Ganjar Pranowo minta pengelola wisata Jateng kantongi izin sebelum buka lagi

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo usai menerima kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng)

Kalau mau dibuka harus izin dulu agar semua bisa dikontrol dengan baik

Semarang (ANTARA) -

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta para pengelola destinasi wisata mempunyai izin terlebih dulu dari pemerintah setempat sebelum kembali buka saat pandemi COVID-19.

"Kalau mau dibuka harus izin dulu agar semua bisa dikontrol dengan baik, khususnya protokol kesehatannya," katanya di Semarang, Senin.

Permintaan tersebut disampaikan Ganjar saat menanggapi ribuan wisatawan yang mendatangi Objek Wisata Puncak Telomoyo di Ngablak, Kabupaten Magelang, sehingga viral di berbagai media sosial.
Baca juga: 103 dari 690 tempat wisata di Jateng telah beroperasional dengan menerapkan protokol kesehatan

Terkait dengan hal itu, Ganjar telah menghubungi pengelola Objek Wisata Puncak Telomoyo untuk menutup tempat wisata alam itu guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.

"Itu saya cek kemarin, ternyata gara-gara ada yang membuat vlog negeri di atas awan. Pemandangannya kan bagus. Langsung direspons masyarakat, semua datang. Saya langsung minta ditutup dan memang sudah ditutup untuk dilakukan evaluasi," ujarnya.

Ganjar menegaskan kejadian tersebut tidak boleh terulang sehingga semua pengelola objek wisata harus mengantongi izin untuk kembali membuka kawasan wisata di daerahnya.

Ia mengakui pada kondisi saat ini banyak masyarakat yang sudah bosan di rumah dan ingin segera piknik serta menikmati pemandangan di sejumlah objek wisata.

"Istilahnya itu mereka kurang piknik, maka kalau melihat apa yang beredar di medsos, langsung menarik dan orang ingin datang. Kalau ini tidak dijaga, kan bahaya," katanya.

Selain itu, pengelola tempat wisata juga harus mengontrol jumlah pengunjung yang datang apabila kembali buka dan menyesuaikan dengan kapasitas serta harus menerapkan protokol kesehatan.

"Tidak boleh datang 'mak byuk' (berbondong-bondong, red) begitu, semua harus diatur, naka saya minta seluruh daerah menjaga masing-masing, khususnya pengelola pariwisata," ujarnya.
Baca juga: Kemenparekraf ajak 20 desa wisata di Magelang Jateng turut Gerakan BISA