Nagari Sitalang Agam miliki air terjun tujuh tingkat bisa dikelola berdaya tarik wisata

id berita agam,berita sumbar,air terjun,taya tarik wisata,wisata sumbar

Nagari Sitalang Agam miliki air terjun tujuh tingkat bisa dikelola berdaya tarik wisata

Air Terjun Sitalang (antarasumbar/Istimewa)

Akses jalan ke lokasi tidak ada, sehingga belum ada kunjungan wisatawan lokal ke lokasi itu
Lubuk Basung (ANTARA) - Nagari Sitalang, Kecamatan Ampeknagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat memiliki destinasi air terjun tujuh tingkat di aliran Sungai Batang Marabuak yang bisa dikelola untuk daya tarik wisatawan ke daerah itu.

Tokoh Masyarakat Sitalang Afri Wendri di Lubukbasung, Senin, mengatakan air terjun tujuh tingkat, yakni, Air Terjun Sitalang, Air Terjun Batu Putih, Air Terjun Batu Batingkok, Air Terjun Mangengong, Air Terjun Kuali, Air Terjun Jilo, dan Air Terjun Maumbam.

"Air terjun itu dengan tinggi bervariasi mulai dari delapan meter sampai 15 meter yang berada di Sungai Batang Marabuak di Kampuang Melayu, Nagari Sitalang. Lokasi hanya berdekatan antara 500 meter sampai satu kilometer," jelasnya.

Ia menyebutkan dari tujuh air terjun itu, hanya Air Terjun Sitalang yang telah dikelola oleh pemuda dan banyak dikunjungi warga sekitar. Di lokasi juga ada warung makanan dan minuman.

Lokasi itu telah dikelola oleh pemuda sekitar semenjak dua tahun lalu.
Baca juga: Dampak pandemi, Pemprov Sumbar batalkan empat kegiatan pariwisata


Sebanyak enam air terjun lainnya belum dikelola karena akses jalan ke lokasi tidak ada.

"Akses jalan ke lokasi tidak ada, sehingga belum ada kunjungan wisatawan lokal ke lokasi itu," katanya.

Ke depan, pihaknya berharap, pemerintah daerah setempat mengembangkan destinasi wisata itu sehingga menambah pendapatan warga sekitar.

Dengan adanya objek wisata maka masyarakat bisa berjualan makanan dan minuman di daerah itu.

"Kami siap mendukung pengembangan objek wisata, sehingga ekonomi masyarakat akan membaik," katanya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Agam Syatria mengatakan program dalam bentuk fisik belum ada, karena terikat dengan perencanaan dan status lokasi.

Namun secara nonfisik, peran Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga setempat memberikan masukan untuk pengembangan ke depan potensi itu.

"Kita juga berusaha untuk memfasilitasi pembentukan pokdarwis di daerah itu," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Sumbar siapkan paket wisata bebas COVID-19


Ke depanm dukungan bagi pengembangan fisik lokasi bisa dilakukan oleh pengelola atau masyarakat setempat dengan cara melibatkan pemerintah nagari atau perantau maupun pihak swasta.

Untuk akses jalan, tambahnya, bisa dibuka secara gotong royong dengan membuat tangga dengan konsep alami dengan dipasang kayu.

"Untuk pembangunan menggunakan dana APBD, masyarakat bisa mengusulkan pengembangan air terjun saat musrembang dengan menjelaskan status tanah dan jadikan prioritas pertama saat musrembang itu," terangnya.