Jakarta (ANTARA) - Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Idham Azis mengancam akan mencopot panitia yang menerima suap pada saat penerimaan anggota Polri, baik di tingkat tamtama, bintara, perwira sumber sarjana, maupun pada saat penerimaan di Akademi Kepolisian (Akpol).
"Saya langsung memberikan arahan kepada para anggota, khususnya yang terlibat langsung dalam penerimaan anggota Polri. Saya ingin rekrutmen Polri nantinya berjalan dengan penuh kejujuran," ucap Kapolri saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) SDM Polri Tahun Anggaran 2020 di Pusdikmin Lemdiklat Polri, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Kapolri tidak ingin berkembang sinyalemen dan kecurigaan masyarakat bahwa panitia tidak transparan.
Menurut Idham, penerimaan anggota Polri harus mengedepankan prinsip "Betah", yakni bersih, transparan, akuntabel, dan humanis.
Anggota di lingkup eksternal maupun internal Polri, kata dia, harus bekerja sama dan menunjukkan sikap transparan dalam rekrutmen.
"Jadi, saya kembali tegaskan transparansi penerimaan anggota Polri harus jujur, dan yang utama adalah transparan. Koordinasi eksternal dan internal pun harus sama-sama menjaga agar penerimaan berjalan baik. Segera laporkan jika ada yang tidak transparan," katanya.
Idham juga mengingatkan agar tidak ada transaksi ”bayar-bayar” dalam rekrutmen demi membangun kualitas sumber daya yang unggul.
Kapolri menegaskan bahwa pihaknya bakal mencopot panitia yang diketahui melakukan transaksi ”bayar-bayar”.
Dengan penerimaan yang memprioritaskan prinsip “Betah” ini, Idham berharap citra Polri akan makin baik, terutama karena perekrutan pun dijalankan dengan sebaik mungkin dan bisa menghasilkan anggota-anggota terbaik Polri, baik dari tamtama, bintara, perwira sumber sarjana, maupun Akpol.