Kisah Wastoyo dari pemburu jadi pelestari hutan

id hari bumi, wastoyo, pemburu, pge,pelestari Oleh Agus Wira Sukarta

Kisah Wastoyo dari pemburu jadi pelestari hutan

Wastoyo (kanan) pelestari hutan di Ulubelu, Tanggamus, Lampung. ANTARA/HO-PGE Ulubelu

PGE bukan hanya mitra, tetapi sudah seperti keluarga bagi kami. Setiap ada kendala, PGE selalu siap memberikan dukungan.

Bandarlampung (ANTARA) - Wastoyo, seorang warga yang tinggal di area hutan Ulubelu, Lampung, memiliki pengalaman yang unik dalam perjalanan hidupnya.

Dulunya, ia adalah seorang pemburu yang memanfaatkan kekayaan alam hutan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Namun, setelah menghadiri sebuah forum sosialisasi konservasi, Wastoyo menyadari dampak negatif dari aktivitas perburuan yang dilakukannya.

Wastoyo mulai beralih dari seorang pemburu menjadi pelestari hutan. Ia melakukan kegiatan-kegiatan konservasi dengan biaya sendiri, seperti membuat pembibitan dan penanaman kopi.

Wastoyo juga mengajak pemuda sekitar untuk ikut melakukan konservasi.

Namun, perjalanan Wastoyo tidaklah mudah. Banyak tantangan yang dihadapinya, termasuk penolakan dari warga yang merasa kegiatan konservasi tidak menghasilkan uang. Wastoyo bahkan sempat putus asa, tetapi ia tidak menyerah.

Dukungan dari PGE

Kehadiran PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menjadi titik balik bagi Wastoyo. PGE memberikan dukungan strategis dengan membentuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Margo Rukun sebagai wadah legal bagi kegiatan konservasi dan usaha berbasis lingkungan yang dijalankan Wastoyo dan komunitasnya.

PGE juga memberikan pendampingan dan dukungan kepada KUPS Margo Rukun untuk terus berinovasi. Produk-produk inovatif seperti pembuatan pupuk kompos, pembibitan tanaman, serta budi daya lebah madu pun tercipta dari kegiatan ini.

KUPS Margo Rukun berhasil mencapai omzet sekitar Rp2,2 miliar per tahun, dengan kontribusi terbesar berasal dari usaha pembibitan tanaman.

Produk mereka telah dipercaya berbagai perusahaan multinasional dalam menjalankan program rehabilitasi lahan di Lampung dan adopsi konsep budi daya lebah.

Wastoyo mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada PGE yang telah menjadi mitra utama dalam perjalanan transformasi ini.

"PGE bukan hanya mitra, tetapi sudah seperti keluarga bagi kami. Setiap ada kendala, PGE selalu siap memberikan dukungan," ujarnya.

Kisah Wastoyo menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjaga bumi dan melestarikan lingkungan. Peringatan Hari Bumi yang ke-55 pada 22 April 2025 mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia.

Ia menjadi contoh nyata bahwa perubahan dapat dimulai dari diri sendiri dan bahwa kita semua dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Selamat Hari Bumi
Baca juga: 40 Pelestari Hutan Lampung Timur Mendapatkan Pelatihan
Baca juga: Pelestari ikan mikih di Mukomuko akan mendapatkan dana kompensasi