Thorcon dan PAL selesaikan kajian desain reaktor thorium di Indonesia
Perusahaan perancang reaktor dari Amerika Serikat, Thorcon International Pte Ltd melakukan pertemuan dengan jajaran BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia, terkait rencana pembangunan reaktor pembangkit listrik tenaga thorium di Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan perancang reaktor dari Amerika Serikat, Thorcon International Pte Ltd melakukan pertemuan dengan jajaran BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia, terkait rencana pembangunan reaktor pembangkit listrik tenaga thorium di Indonesia.
Perancang utama dan CEO Thorcon International Pte Ltd, Lars Jorgensen dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis mengatakan telah melakukan diskusi mengenai "detail engineering design" dengan para tenaga ahli senior PT PAL Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Rekayasa Umum dan Harkan PT PAL Indonesia, Sutrisno.
Lars Jorgensen mengatakan bahwa dirinya terkesan dengan perhatian PT PAL Indonesia terhadap detail. Ia juga menilai karya PT PAL Indonesia yang berkualitas tinggi, sangat baik dan mengagumkan. Jorgensen berharap bahwa PT PAL Indonesia dapat memproduksi reaktor Thorcon di Indonesia.
Baca juga: Indonesia perlu cadangan energi listrik antisipasi pemadaman
Dikatakannya, beberapa tantangan telah diidentifikasi bersama dalam pertemuan pada 9 - 10 Oktober 2019 tersebut. "Tetapi baik pihak PT PAL Indonesia maupun Thorcon yakin hal tersebut dapat diatasi," katanya.
Setelah mempelajari desain secara seksama selama beberapa bulan, Direktur Rekayasa Umum dan Harkan PT PAL Indonesia, Sutrisno yakin timnya dapat melakukan pekerjaan Reaktor Thorium Molten Salt (TMSR) yang kompetitif seperti buatan Korea Selatan dengan kualitas yang sama dan tepat waktu.
Ia yakin bahwa perkiraan biaya dan jadwal waktu pekerjaan tersebut dapat diserahkan kepada Thorcon pada akhir tahun ini.
Sutrisno mengatakan bahwa proyek ini penting untuk bisnis di masa mendatang bagi 1.500 karyawan dan relevan dengan visi perusahaan untuk melakukan diversifikasi dari industri maritim ke industri energi karena sektor energi memiliki banyak permintaan di masa mendatang.
"Karenanya kami memulai lebih awal dan berkolaborasi dengan mitra yang kredibel maka kami bisa menjadi pemimpin di sektor ini," katanya.
Kontrak ThorCon tidak hanya sejalan dengan rencana BUMN ini untuk mendiversifikasi ke dalam sektor energi, yang suatu hari nanti bisa mengimbangi pendapatan dari pembuatan kapal, sekaligus juga akan membuat PT PAL Indonesia sebagai perusahaan pertama di dunia yang memproduksi desain reaktor canggih.
Hal itu diyakini akan mendorong PT PAL Indonesia sebagai pemimpin dunia dalam industri nuklir setara dengan Korea Selatan, Cina dan Rusia.
Perancang utama dan CEO Thorcon International Pte Ltd, Lars Jorgensen dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis mengatakan telah melakukan diskusi mengenai "detail engineering design" dengan para tenaga ahli senior PT PAL Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Rekayasa Umum dan Harkan PT PAL Indonesia, Sutrisno.
Lars Jorgensen mengatakan bahwa dirinya terkesan dengan perhatian PT PAL Indonesia terhadap detail. Ia juga menilai karya PT PAL Indonesia yang berkualitas tinggi, sangat baik dan mengagumkan. Jorgensen berharap bahwa PT PAL Indonesia dapat memproduksi reaktor Thorcon di Indonesia.
Baca juga: Indonesia perlu cadangan energi listrik antisipasi pemadaman
Dikatakannya, beberapa tantangan telah diidentifikasi bersama dalam pertemuan pada 9 - 10 Oktober 2019 tersebut. "Tetapi baik pihak PT PAL Indonesia maupun Thorcon yakin hal tersebut dapat diatasi," katanya.
Setelah mempelajari desain secara seksama selama beberapa bulan, Direktur Rekayasa Umum dan Harkan PT PAL Indonesia, Sutrisno yakin timnya dapat melakukan pekerjaan Reaktor Thorium Molten Salt (TMSR) yang kompetitif seperti buatan Korea Selatan dengan kualitas yang sama dan tepat waktu.
Ia yakin bahwa perkiraan biaya dan jadwal waktu pekerjaan tersebut dapat diserahkan kepada Thorcon pada akhir tahun ini.
Sutrisno mengatakan bahwa proyek ini penting untuk bisnis di masa mendatang bagi 1.500 karyawan dan relevan dengan visi perusahaan untuk melakukan diversifikasi dari industri maritim ke industri energi karena sektor energi memiliki banyak permintaan di masa mendatang.
"Karenanya kami memulai lebih awal dan berkolaborasi dengan mitra yang kredibel maka kami bisa menjadi pemimpin di sektor ini," katanya.
Kontrak ThorCon tidak hanya sejalan dengan rencana BUMN ini untuk mendiversifikasi ke dalam sektor energi, yang suatu hari nanti bisa mengimbangi pendapatan dari pembuatan kapal, sekaligus juga akan membuat PT PAL Indonesia sebagai perusahaan pertama di dunia yang memproduksi desain reaktor canggih.
Hal itu diyakini akan mendorong PT PAL Indonesia sebagai pemimpin dunia dalam industri nuklir setara dengan Korea Selatan, Cina dan Rusia.