Medan (ANTARA) - Kementerian Pariwisata berharap Geopark Kaldera Toba bisa diakui UNESCO segera atau pada tahun 2019 untuk mempercepat perkembangan kawasan wisata itu.
Ketua Tim Percepatan Geopark Kementerian Pariwisata RI, H Yunus Kusumahbrata, di Medan, Jumat, menyebutkan, pemerintah dan pihak terkait sudah melakukan berbagai langkah termasuk memenuhi atau menjalankan rekomendasi UNESCO agar Kaldera Toba memenuhi syarat sebagai Geopark.
"Pemerintah berharap Geopark Kaldera Toba disahkan UNESCO tahun ini dan pemerintah juga berharap peluang dan tantangan besar dari keberadaan geopark di kawasan Danau Toba terus dicari dan diatasi," ujarnya.
Dia mengemukakan itu disela Seminar "Facing New Challenges and Oppurtunities of Global Geopark Tourism" di Politeknik Pariwisata Medan.
Pada seminar itu tampil pembicara Director Asia-Pacific, Global Sustainable, Tourism Council Korea NATIONAL Geopark, Committee Member, Mihee Kang, University of Central Lancashire, UK (Madrid), Prof Miguel Rivas Fernandez, Yala Rajabhat dari University Thailand, dan Associate Prof Vichit Rangpan.
Serta pembicara nasional seperti Ketua Jaringan Geopark Indonesia (JGI) Indonesia Geopark Network, Budi Marton dan peneliti serta ahli Geologi dari Bandung, Indyo Pratom.
Untuk itu, ujarnya dia mengapresiasi Seminar Internasional Geopark.KalderaToba agar semakin banyak diperoleh masukan.
"Tantangan dan peluang Geopark Kaldera Toba harus diketahui jelas sehingga masukan dari berbagai pihak termasuk internasional sangat diperlukan," katanya.
Dia menyebutkan, Indonesia memiliki 19 wilayah geopark, namun masih empat kawasan geoprak yang sudah diakui UNESCO.
"Untuk itu harus terus diupayakan khususnya Kaldera Toba karena Danau Toba sudah ditetapkan jadi salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia," lanjutnya.
Setelah geopark Kaldera Toba diakui UNESCO maka akan memberikan citra dan kepercayaan dari masyarakat luar sehingga jumlah kunjungan wisatawan asing akan meningkat.
"Dengan kondisi itu diharapkan target satu juta wisman yang datang ke Sumut dalam setahun bisa tercapai," katanya.
Direktur Politeknik Pariwisata Medan, Anwari Masatip menyebutkan, secara akademisi, pihaknya berkewajiban menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di sektor pariwisata.
Para SDM itu diharapkan menjadi duta-duta pengembangan geopark.
"Untuk.itu perlu ada seminar agar ada rumusan atau masukan dari berbagia pihak dalam pengembangan Geopark Kaldera Toba itu," tambahnya.
Melalui seminar, Poltek Pariwisata Medan akan memperoleh rumusan, masukan atau ide yang akan di implementasikan dalam pemanfaatan Kaldera Toba sebagai laboratorium alam.
Anwari menyebutkan, unit geopark dan kuliner juga sedang dalam proses dijajaki di 8 kabupaten di sekitar Kawasan Danau Toba.
"Seluruh 'stakeholder' pariwisata membuat sebuah fakta integritas yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk penempatan mahasiswa dan dosen untuk pemanfaatan laboratorium alam," terangnya.
Baca juga: Keindahan Danau Toba bakal dipaparkan secara maksimal kepada dunia Internasional
Baca juga: Komitmen Presiden Jokowi benahi Danau Toba jadi destinasi terintegrasi
Baca juga: Ekonom : Pariwisata dongkrak pertumbuhan ekonomi Kawasan Danau Toba
Baca juga: Pengamat : Pengembangan Danau Toba butuh peran pemerintah