Keindahan Danau Toba bakal dipaparkan secara maksimal kepada dunia Internasional

id pariwisata danau toba,pariwisata pulau samosir

Keindahan Danau Toba bakal dipaparkan secara maksimal kepada dunia Internasional

Keindahan pemandangan alam dari salah satu dermaga di Danau Toba. (ANTARA/M Razi Rahman)

Jakarta (ANTARA) - Pemandangan nan asri dan indah dari bentangan Danau Toba dan Pulau Samosir yang berada di tengah-tengahnya, telah lama dikenal oleh banyak orang, sehingga pemerintah fokus untuk memperkenalkannya secara maksimal guna menarik wisatawan dari berbagai negara.

Hal itu ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke lokasi pariwisata tersebut selama tiga hari berturut-turut, tepatnya 29-31 Juli 2019.

Dapplam kunjungan yang juga membawa serta beberapa menteri Kabinet Kerja itu, Presiden menyatakan harapannya agar pariwisata Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara dipromosikan secara besar-besaran ke seluruh penjuru dunia.

Menurut Jokowi, promosi besar-besaran dilaksanakan terutama setelah berbagai program pembenahan pariwisata selesai.

Kepala Negara memaparkan, berbagai "produk" pariwisata yang dibenahi antara lain adalah desa adat yang juga terkenal sebagai penghasil kain ulos, sejumlah dermaga dan pelabuhan, serta rencana penambahan kapal laut.

Presiden Jokowi juga mengungkapkan salah satu contoh adalah program pelebaran terusan di Tano Ponggol yang mengkaitkan antara Pulau Samosir dan Pulau Sumatera secara keseluruhan, sehingga ke depannya kapal wisata juga akan bisa memutari Samosir.

Promosi Danau Toba dilakukan paralel dengan pengembangan SDM setempat, yang dilakukan dengan mengubah beberapa SMK lokal menjadi SMK yang berbasis khusus pariwisata. "Ini paralel semua, tidak bisa hanya produknya saja, tetapi SDM-nya tidak," kata Jokowi.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengemukakan, pemerintah melakukan berbagai program meningkatkan pariwisata di sekitar Danau Toba, termasuk mempercantik dermaga, membangun waterfront city (penataan kawasan tepi danau), serta membangun Jembatan Tano Ponggol sebagai ikon wisata.

"Di Tomok (daerah di sekitar Toba) ada beberapa hal yang harus kita kerjakan terutama penataan Tomok sendiri. Di sana ada tiga dermaga yang akan kita kerjakan, kalau dermaganya itu mungkin tahun 2020 karena musti didesain dulu," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau pulau Samosir, Sumut, Senin (29/1).

Menurut Basuki Hadimuljono, di antara ketiga dermaga tersebut akan dihubungkan dengan jalan pedestrian sehingga orang juga bisa melintasi di atas Danau Toba.

Selain itu, ada beberapa pasar yang oleh pihak pemda akan dipindahkan sehingga akan ditata sebagai kawasan wisata termasuk pasar souvenir.

Sedangkan di daerah Pangururan, akan dilakukan penataan Kampung Ulos Hutaraja di mana beberapa rumah di daerah pusat tenun di Samosir itu akan direhabilitasi. "Kemudian ada waterfront city di Pangururan akan di desain dulu," katanya.

Senada, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Hadi Sucahyono menyatakan waterfront city adalah konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau untuk wisata air.

Hadi Sucahyono menuturkan, hal yang menarik dalam mewujudkan konsep tersebut adalah perpaduan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Bina Marga, dan Sumber Daya Air untuk membangun waterfront city.

Ia memaparkan bagian sumber daya air yang akan mengelola alur perairannya, sedangkan Bina Marga untuk jembatan dan akses jalannya, serta penataan lainnya di Cipta Karya.

Bahkan, lanjutnya, perpaduan tersebut juga bisa bertambah menjadi empat karena bagian perumahan rakyat juga bisa melaksanakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Selain itu, ujar dia, berbagai rumah warga yang sudah diperbaiki lewat BPSP bisa dikembangkan menjadi homestay oleh masyarakat. Dengan demikian juga diharapkan bisa meningkatkan potensi pendapatan bagi masyarakat setempat.

Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Didiet A. Akhdiat mengatakan, penataan kawasan waterfront city tersebut akan dilakukan di atas lahan seluas 80 hektar dengan alokasi anggaran yang disiapkan sebesar Rp105 miliar.

"Direncanakan pekerjaan konstruksinya akan dimulai pada tahun 2020, saat ini konsep desainnya telah selesai," ujarnya.

Kepala BPIW Hadi Sucahyono juga mengemukakan bahwa pengerjaannya dilakukan secara bertahap, di mana pada saat ini yang dikembangkan baru untuk lima hektare.


Perbanyak aksesibilitas

Hadi juga mengemukakan, pihaknya fokus memperbanyak aksesibilitas bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Danau Toba sebagai upaya mendukung program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Ia mengingatkan bahwa bila ingin mengembangkan suatu destinasi pariwisata maka harus dikembangkan 3A yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Faktor yang terakhir tersebut yang merupakan tanggung jawab dari PUPR.

Hadi mencontohkan, saat ini sudah ada Bandara Silangit, sehingga berarti wisatatawan yang ingin mengunjungi Danau Toba dan Pulau Samosir dapat melewati akses baik Bandara Kualanamu Medan maupun Silangit yang sekarang sedang terus dikembangkan.

Menurut dia, wisatawan yang beranjak dari akses Kualanamu, maka dia memiliki opsi untuk melintasi jalur darat menuju kawasan Danau Toba dari Medan, sedangkan akses Silangit akan langsung berada di dekat Toba.

"Nah Medan ini untuk wisatawan lewat darat, sementara Silangit khusus dari Jakarta lewat udara," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya memastikan pembangunan fasilitas pendukung pariwisata kawasan sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, dari unsur atraksi, aksesibilitas, dan amenitas berjalan sesuai yang direncanakan.

Selain itu, dibukanya rute Medan melalui Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, menuju Bandara Internasional Heathrow, London, oleh Garuda Indonesia, juga dinilai berpotensi mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke kawasan Danau Toba sebagai destinasi unggulan yang dicanangkan Presiden Jokowi.

"Dengan dibukanya rute tersebut, kini Kota London telah terhubung dengan dua kota besar di Indonesia yaitu Kota Medan dan Denpasar yang ada di Pulau Bali," kata Regional CEO Sumatera Region Garuda Indonesia, Berthon Hutapea di Medan, Sumatera Utara, Kamis (25/7).

Ia mengatakan rute tersebut merupakan bentuk dukungan untuk mengembangkan wisata yang ada di Sumatera Utara, khususnya kawasan Danau Toba di Kabupaten Samosir.

Selain itu dipilihnya Bandara Internasional Kualanamu yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II dikarenakan bandara tersebut merupakan hub penerbangan terpadat yang berada di wilayah Indonesia bagian barat.

Rute ini membuat wisatawan maupun calon penumpang yang akan bepergian ke London dipastikan akan transit melalui Bandara Internasional Kualanamu, walaupun berangkat dari Denpasar maupun Jakarta.


Kenyamanan tol

Di transportasi darat, diketahui bahwa pembangunan berbagai ruas jalan tol di Sumatera Utara, bagian dari Trans Sumatera, ke depannya dinilai bakal meningkatkan kenyamanan dan mempersingkat waktu tempuh bagi wisatawan yang ingin ke Danau Toba melalui jalur darat.

"Kalau ini sudah berfungsi seluruhnya, diharapkan mereka yang menggunakan jalur darat bisa lebih nyaman dan waktu tempuh bisa lebih cepat," kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan Sumatera Utara Selamet Rasidi, di Samosir, Sumut, Rabu (31/8).

Ia mengemukakan, ruas tol dari Tebing Tinggi menuju ke Siantar hingga Parapat (dekat Danau Toba) yang diharapkan beroperasi akhir 2020, maka juga akan memperbanyak wisatawan ke Danau Toba melalui jalur darat.

Berdasarkan data Kementerian PUPR, Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 143,5 kilometer merupakan lanjutan dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) sepanjang 61,72 km. Sebagaimana diketahui, jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi telah selesai dan terhubung dengan jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera).

Pembangunan jalan tol ini ditugaskan kepada PT Hutama Karya. Selanjutnya PT Hutama Karya bersama PT Jasa Marga dan anak perusahaan PT Waskita Karya, yaitu PT Waskita Toll Road membentuk BUJT yakni PT Hutama Marga Waksita dan ditargetkan beroperasi pada 2020 dengan masa konsesi selama 40 tahun.

Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat terdiri dari enam seksi yaitu Seksi 1 Tebing Tinggi- Inderapura (20,4 km), Seksi 2 Inderapura - Kuala Tanjung (15,6 km), Seksi 3 Tebing Tinggi - Serbelawan (30 km), Seksi 4 Serbelawan - Pematang Siantar (28 km), Seksi 5 Pematang Siantar - Seribudolok (22,3 km), Seksi 6 Seribudolok - Parapat (16,7 km).

Pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat mendapatkan dukungan pembiayaan Pemerintah guna meningkatkan tingkat kelayakan investasinya. Dukungan tersebut berupa pembangunan sebagian konstruksi jalan tol pada Seksi 5 dan 6. Saat ini untuk kedua seksi tersebut progresnya masih dalam tahap pembebasan lahan.

Sementara itu PT Hutama Marga Waksita selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mengerjakan konstruksi pada Seksi 1-4. Untuk seksi 1 saat ini progres pembebasan lahannya sudah 63,7 persen dan progres konstruksinya 18,1 persen.

Seksi 2 masih dalam tahap pembebasan lahan, sedangkan untuk seksi 3 pembebasan lahannya sudah 82 persen dan konstruksinya telah dimulai pada bulan ini. Sementara seksi 4 pembebasan lahannya sebesar 22,75 persen dengan progres konstruksi 5,1 persen.

Jalan tol tersebut akan memiliki 7 buah simpang susun di Inderapura, Tebing Tinggi, Serbelawan, Pematang Siantar, Seribudolok, Parapat dan Simpang Susun Raya. Pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat membutuhkan biaya investasi sekitar Rp13,4 triliun, termasuk untuk biaya konstruksi sebesar Rp9,6 triliun.

Selain akan mempercepat waktu tempuh dari Medan ke Danau Toba, jalan tol ini juga diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara termasuk sektor ekonomi Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pariwisata tujuan Danau Toba yang dapat ditempuh dengan waktu cepat.

Di luar infrastruktur, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra menginginkan berbagai pihak untuk mendorong sektor ekonomi kreatif sebagai upaya mendukung rencana pemerintah yang menjadikan Danau Toba sebagai Kawasan Pariwisata Strategis Pariwisata Nasional.

"Setelah wisatawan meningkat dampaknya juga perekonomian warga sekitar tempat wisata membaik dan akan membuka lapangan kerja baru. Tinggal Badan Ekonomi Kreatif sering memberikan pelatihan kepada masyarakat sekitar untuk kriya, kuliner dan fesyen," kata Sutan Adil Hendra dalam rilis yang diterima di Samosir, Sumatera Utara, Selasa.

Menurut dia, meski akses dan konektivitas langsung ke Danau Toba sudah dibenahi, tetapi perlu pula pengembangan sektor ekonomi kreatif untuk mengemas produk terkait yang ditawarkan dalam pariwisata tersebut.

Ia mengemukakan, salah satu produknya bisa berbentuk kuliner, kriya, atau fesyen, bahkan juga hingga keramahan daerahnya.

Dengan pembekalan dan pelatihan tersebut, lanjutnya, diharapkan juga akan meningkatkan dan menarik wisatawan yang akan datang ke Danau Toba.