Akhirnya Arab Saudi kirim dubes baru ke AS dan Inggris

id Reema,Khalid bin Salman,Arab Saudi

Akhirnya Arab Saudi kirim dubes baru ke AS dan  Inggris

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat foto bersama dengan para pemimpin lainnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019). ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/aa (REUTERS/KEVIN LAMARQUE)

Riyadh (ANTARA) - Duta besar baru Arab Saudi untuk Amerika Serikat dan Inggris telah menempati posisi mereka setelah kosong selama beberapa bulan di tengah ketegangan dengan sekutu Barat atas perang Yaman dan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

Putri Reema binti Bandar bin Sultan, yang merupakan duta besar perempuan pertama kerajaan Teluk, menyerahkan surat kepercayaannya di Washington. Sementara itu saudaranya, Pangeran Khalid bin Bandar bin Sultan, melakukan hal serupa di London, menurut Kantor Berita SPA pada Kamis.

Mereka tiba saat hubungan bilateral dengan kedua negara itu dipenuhi kritik atas catatan pelanggaran HAM Riyadh dan seruan untuk membekukan penjualan senjata di tengah perang Yaman, tempat koalisi pimpinan Arab Saudi memerangi kelompok Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran, selama empat tahun.

Putri Reema pada Februari ditunjuk untuk menggantikan Pangeran Khalid bin Salman, yang dihujani kecaman karena membantah bahwa Khashoggi  pada Oktober lalu dibunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, sebelum pihak berwenang akhirnya mengakui pembunuhan terjadi terhadap kolumnis Washington Post tersebut.

Kedua duta besar bar itu  yang sama-sama berusia 40-an tahun, adalah putra dan putri mantan utusan untuk Amerika Serikat. Putri Reema tinggal bersama sang ayah di Washington selama beberapa tahun dan mengenyam pendidikan di Universitas George Washington.

Reema menjadi duta besar saat Arab Saudi yang sangat konservatif membuka diri dan memberi banyak kebebasan kepada perempuan, meski juga menindak keras pembangkang termasuk dengan melakukan penahanan terhadap belasan aktivis perempuan. Sebagian besar dari mereka menuntut hak mengemudi, yang dikabulkan tahun lalu. Beberapa aktivis mengaku mereka mendapat penyiksaan.

Sumber: Reuters