Jakarta (ANTARA Lampung) - Kedutaan Besar Denmark di jakarta memberikan Hibah Cipta Perdamaian kepada dua seniman Indonesia, yakni Yuli Andari Merdikaningtyas dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Abdian Rahman dari Donggala, Sulawesi Tengah.
Hibah Cipta Perdamaian merupakan bentuk dukungan bagi seniman-seniman khususnya di Indonesia bagian tengah dan timur, untuk melaksanaan kegiatan seni dan pengembangan kreativitas guna mendorong upaya mewujudkan perdamaian dan rekonsiliasi di daerah bekas konflik.
"Program hibah ini bisa menjadi pionir dalam menggunakan medium seni untuk mewujudkan kedamaian di Sumbawa, yang pada 2013 sempat terdampak konflik antaretnis pribumi dan pendatang," ujar Yuli dalam acara penyerahan Hibah Cipta Perdamaian di Jakarta, Rabu.
Dengan dukungan finansial yang diberikan Kedubes Denmark dan Yayasan Kelola sebagai mitra pelaksana program, sutradara film dokumenter "Joki Kecil" itu menginisiasi kegiatan Harmoni di Tana Samawa yang berlangsung di Wisma Daerah Sumbawa pada 19-21 Mei lalu.
Melalui pameran dan pementasan seni yang mengangkat tema perdamaian, keberagaman, dan nilai-nilai toleransi yang dipraktikkan dalam keseharian "Tau Samawa" (orang Sumbawa) sejak zaman dahulu, kegiatan tersebut mengajak seluruh lapisan masyarakat Sumbawa untuk berefleksi melihat persoalan-persoalan yang muncul dalam interaksi antaretnis sebagai persoalan bersama yang harus dicari solusinya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hingga kini persoalan dikotomi identitas antara warga pribumi dan pendatang masih menjadi isu penting di Kabupaten Sumbawa, apalagi dalam kaitannya dengan perbedaan kepentingan politik, kesenjangan ekonomi, serta pengelolaan sumber daya alam.
"Karena itu menggiatkan kembali komunikasi, membuka ruang diskusi, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi antaretnis dan antaragama harus dilakukan untuk meminimalisasi kesalahpahaman yang menjadi penyebab konflik pada masa lalu," tutur Yuli yang merupakan pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa.
Sementara Abdian memilih menggunakan teater sebagai medium untuk membangun kerukunan dan perdamaian di daerah asalnya, Kabupaten Donggala, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Palu.
Dengan melibatkan pelajar dari tiga sekolah di delapan desa di Kabupaten Donggala dalam pementasan teater berjudul "Peran Pesan Damai", ia ingin membantu menciptakan rasa persatuan antarpelajar dan membangun perdamaian di daerah yang rentan terjadi konflik itu.
Menurut Abdian, konflik di wilayahnya seringkali terjadi antarpelajar yang kemudian bisa menjadi masif jika melibatkan warga antardesa dan antarsuku.
"Saya meyakini kalimat seorang filsuf Jerman, Immanuel Kant, yang menyatakan bahwa perdamaian bukanlah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya tetapi harus diciptakan," ungkap Abdian.
Yuli dan Abdian merupakan dua seniman yang terpilih menerima Hibah Cipta Perdamaian 2017, dari sekitar 300 seniman yang mengajukan proposalnya untuk program ini.
Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge mengatakan ide dasar pemberian hibah ini yakni untuk mendukung keberagaman budaya dan industri kreatif di Indonesia dengan fasilitas pengembangan kapasitas bagi para seniman.
"Kami ingin menunjukkan bagaimana seni dapat digunakan sebagai alat rekonsiliasi atau fasilitas perdamaian, terutama di Indonesia bagian tengah dan timur," ujarnya.
Hibah Cipta Perdamaian adalah tindak lanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangani Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Kementerian Luar Negeri Denmark pada Oktober 2015.
Sejak diimplementasikan pada 2016, pemerintah Denmark telah mendukung pembangunan kapasitas bagi 20 seniman Indonesia agar lebih berdaya cipta. Pemerintah Denmark masih akan memberikan bantuan dana kepada sekitar 10 seniman lainnya melalui Hibah Cipta Perdamaian tahun depan. (ANTARA)
Denmark Serahkan Hibah Cipta Perdamaian Kepada Dua Seniman Indonesia
...Saya meyakini kalimat seorang filsuf Jerman, Immanuel Kant, yang menyatakan bahwa perdamaian bukanlah sesuatu yang terjadi dengan sendirinya tetapi harus diciptakan," ungkap Abdian...