Kota Bengkulu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menjelaskan suhu panas yang terjadi di Bengkulu sejak beberapa waktu lalu disebabkan karena adanya penguapan yang cukup tinggi.
"Pada Mei hingga Juni 2024 masuk ke masa peralihan atau netral namun pada Juli dan Agustus sudah akan masuk fenomena La Nina, namun fenomena La Nina tidak akan sekuat tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.
Sebab, El Nino merupakan kondisi pemanasan suhu samudera pasifik bagian timur sehingga Indonesia yang berada di Samudra Pasifik bagian barat suhu permukaan laut menjadi lebih dingin menyebabkan kering dan curah hujan yang sedikit.
Sedangkan untuk La Nina yaitu kebalikan dari El Nino yang menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi dan iklim yang bersifat basah, pada Pasifik bagian barat Indonesia suhu lautnya lebih hangat sehingga uap air di pasifik timur dialirkan ke wilayah pasifik barat.
Namun, terang Anang, cuaca El Nino dan La Nina tidak dipengaruhi oleh musim hujan dan kemarau, namun kedua fenomena iklim tersebut yang akan mempengaruhi cuaca.
Lanjut Anang, saat terjadi La Nina ikan-ikan yang berada di laut semakin banyak karena nutrisi di laut menjadi melimpah, namun dapat menyebabkan bencana banjir bila terjadi di musim hujan.