Bandarlampung (ANTARA) - Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC) Jelfina Alouw mengatakan bahwa teknologi kultur jaringan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas kelapa.
"Seperti yang kita ketahui bahwa permintaan akan produk kelapa dunia semakin meningkat, tetapi di satu sisi kita belum bisa memenuhi kebutuhan pasar dunia karena keterbatasan bahan mentah," ujar Jelfina Alouw di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan tingginya permintaan ekspor kelapa yang tidak sebanding dengan produktivitas kelapa telah terjadi diberbagai negara penghasil kelapa.
"Dan ini sebenarnya menjadi peluang besar Indonesia untuk menangkap permintaan kelapa yang sangat besar dari pasar global. Tetapi untuk menjangkau ini harus memperbaiki produksi, salah satunya yang bisa jadi solusi melalui pengembangan teknologi kultur jaringan," ucap dia.
Menurut dia, dalam pertemuan tingkat menteri negara penghasil kelapa tersebut, telah membicarakan pula penggunaan teknologi kultur jaringan sebagai teknologi yang mudah, cepat serta dapat meningkatkan produktivitas kelapa secara efisien.
"Telah ada pertukaran teknologi dari negara yang telah menggunakan teknologi ini, tetapi memang masih ada sedikit kendala dan nanti harus berdiskusi kembali agar melalui teknologi ini pengembangan kelapa makin cepat, serta efisien agar bisa memenuhi permintaan pasar global," kata dia lagi.
Dia melanjutkan selain melakukan alih teknologi antar negara, telah dilakukan pula identifikasi masalah pengembangan kelapa di setiap negara, sebagai upaya peningkatan produktivitas.
"Telah ada alih teknologi, dan mengidentifikasi permasalahan antar negara. Harapannya informasi yang ada di negara lain bisa diadopsi di Indonesia dan sebaliknya. Sehingga pertemuan ini mampu menciptakan kelapa berkelanjutan dari sisi ekonomi, sosial, dan lingkungan," tambahnya.
Diketahui kelapa merupakan salah satu komoditi unggulan ekspor perkebunan yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam menyumbang devisa negara.
Pada 2022 volume ekspor kelapa mencapai 2,03 juta ton dengan nilai 1,7 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp26,78 triliun.
Sementara itu luas areal perkebunan kelapa total luasnya mencapai 3.342 juta hektare dengan jumlah produksi sebanyak 2.871 juta ton kopra atau setara dengan 14,3 miliar butir.
Dari total luas kelapa nasional tersebut sebesar 99,09 persen atau 3.311 juta hektare berstatus perkebunan rakyat serta telah melibatkan 5,7 juta kepala keluarga petani.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam lima tahun terakhir luas tanaman kelapa cenderung mengalami penurunan. Pada 2017 luas perkebunan kelapa seluas 3.473 juta hektare dan pada 2022 menjadi 3.342 juta hektare.
Baca juga: Indonesia perkuat hilirisasi produk kelapa berkelanjutan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ICC: Teknologi kultur jaringan solusi tingkatkan produktivitas kelapa