Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan pemerintah daerah terus menguatkan hilirisasi produk kelapa di daerahnya.
"Sebagai daerah yang bertumpu pada sektor agraris, pemerintah daerah akan terus berupaya melakukan penguatan komoditas perkebunan salah satunya kelapa," ujar Arinal Djunaidi di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan pemerintah daerah pun akan terus melakukan hilirisasi produk kelapa untuk meningkatkan nilai tambah kelapa di daerahnya. Salah satunya melalui peningkatan penggunaan Kartu Tani sebagai akses memperoleh bibit, pupuk, mendapatkan KUR hingga menjual produk.
"Hilirisasi ini akan terus dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk kelapa. Di Lampung ini telah ada berbagai produk kelapa yang mampu memenuhi permintaan pasar domestik bahkan ekspor ke berbagai negara," katanya.
Dia menjelaskan untuk negara tujuan ekspor produk kepala meliputi Amerika Serikat, Tiongkok, Belanda, Jepang, dan Australia. Dan produk yang telah diekspor meliputi santan kelapa, karbon aktif, briket, sabut kelapa, kopra, nata de coco, minyak kelapa, kelapa utuh dan lidi nipah.
"Kelapa ini merupakan salah satu komoditi andalan utama dari Provinsi Lampung. Saat ini total produksi kelapa di Lampung mencapai 78.571 ton dengan luas area seluas 89.673 hektare pada 2022," ucapnya.
Menurut Arinal, banyaknya ragam produk kelapa yang dihasilkan di daerahnya didukung oleh berbagai perusahaan pengolahan kelapa yang ada di daerahnya. Tidak hanya itu banyak pula pelaku UMKM lokal yang telah memanfaatkan kelapa sebagai bahan baku produk fesyen dan dekorasi rumah.
"Saat ini Provinsi Lampung telah berkolaborasi dengan berbagai instansi, terutama Kementerian Perdagangan serta instansi terkait lainnya agar pelaksanaan hilirisasi produk kelapa dapat terus dimaksimalkan," ujar dia.
Gubernur melanjutkan melalui kegiatan pertemuan tingkat menteri bagi negara penghasil kelapa di daerahnya diharapkan bisa meningkatkan produktivitas, sekaligus memperkuat industri kelapa melalui diversifikasi sekaligus hilirisasi produk kelapa.
"Saya berharap hasil pertemuan ini bisa diadaptasi untuk menjadi acuan Provinsi Lampung dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan produktivitas kelapa, peningkatan daya saing produk olahan industri kelapa, penguatan pasar, serta program lainnya," kata dia.
Diketahui kinerja perdagangan luar negeri Provinsi Lampung pada periode Januari-September 2023 memiliki nilai ekspor sebesar 3,4 miliar Dolar Amerika Serikat, dan menghasilkan surplus neraca perdagangan sebesar 1,93 miliar Amerika Serikat. Dimana ekspor Provinsi Lampung masih didominasi oleh produk hasil pertanian dan perkebunan di antaranya CPO, kopi robusta, nanas kaleng, karet dan produk kelapa.