PVMBG mencatat erupsi itu memiliki amplitudo maksimum sebesar 10 milimeter dan durasi 122,75 detik.
Bambang mengatakan gempa letusan saat ini sudah menurun. Dia meminta masyarakat tetap waspada dengan berbagai aktivitas vulkanik yang terjadi pada gunung api setinggi 1.087 meter di atas permukaan laut tersebut.
Pada 23 November 2023, periode pukul 00.00 sampai 24.00 WIT, jumlah gempa letusan hanya tercatat sebanyak 7 kali dengan amplitudo 6 sampai 17 milimeter dan lama gempa 42,87 hingga 291,14 detik.
Kemudian, jumlah gempa tremor menerus hanya ada 1 kali dengan amplitudo 0,5 sampai 4 milimeter.
Berdasarkan data PVMBG, aktivitas kegempaan Gunung Dukono selama tiga bulan terakhir paling banyak terjadi pada 14 November 2023.
Saat itu tercatat jumlah gempa letusan mencapai 133 kali dengan amplitudo 7 sampai 34 milimeter dan lama gempa 30,13 hingga 60,49 detik, lalu ada 2 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 8 milimeter dan lama gempa 45,58 sampai 59,39 detik.
Kemudian, jumlah gempa tektonik jauh sebanyak 13 kali dengan amplitudo 6 sampai 34 milimeter dan lama gempa 49,14 hingga 147,31 detik, serta terdapat 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 4 milimeter.
Bambang menuturkan meski gempa letusan telah menurun signifikan, namun masyarakat masih direkomendasikan agar tidak beraktivitas ataupun mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 2 kilometer untuk menghindari ancaman bahaya yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Masyarakat juga direkomendasikan untuk selalu menyediakan masker guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.