Karawang (ANTARA) - Jumlah balita pendek yang ada di wilayah Kabupaten Karawang Jawa Barat berkurang menyusul adanya intervensi Pemerintah Kabupaten Karawang dalam upaya penanganan stunting (gangguan pertumbuhan pada anak).
"Penurunan jumlah balita pendek itu diketahui sesuai dengan diseminasi hasil bulan penimbangan balita pada Agustus 2023," kata Pelaksana Tugas Bupati Karawang Aep Syaepuloh di Karawang, Rabu.
Dia menjelaskan, sesuai dengan data dari Dinas Kesehatan Karawang, hasil referensi penimbangan balita yang dilakukan pada Agustus 2023 mencapai 97 persen atau 180.284 balita se-Karawang.
Dari penimbangan balita yang telah digelar pada Agustus 2023, hasilnya dianggap cukup memuaskan. Sebab terjadi penurunan 0,1 persen jumlah balita pendek.
Penurunannya dari 1,6 persen ke 1,5 persen. Selain itu, melalui penimbangan pada Agustus 2023 itu juga terjadi kenaikan berat badan balita dari 2,4 persen menjadi 2,5 persen.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Stunting ini dapat terjadi mulai sejak janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Tubuh pendek merupakan salah satu ciri stunting, selain berat badan anak di bawah rata-rata untuk seusianya
Pelaksana Tugas Bupati Karawang itu juga menyampaikan bahwa Pemkab terus berupaya untuk mencegah adanya stunting baru, dan bekerja keras untuk menurunkan stunting.
Aep menargetkan, angka prevalensi stunting di Karawang tahun ini harus ada di angka 8 persen, dari 14 persen yang diraih pada tahun lalu.
"Insya Allah dengan berbagai program, salah satunya BAAS, Bapak Asuh Anak Stunting, dengan memperhatikan asupan makanan bisa menekan angka stunting, dan zero new stunting," katanya.