Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan tindakan pengetatan arus impor oleh pemerintah dimaksudkan untuk menjaga eksistensi produk dalam negeri.
"Saat ini Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata, sebab sudah terlibat dalam forum penting seperti G7 dan G20, kita saat ini terus berusaha meningkatkan kerja sama di sektor perekonomian," ujar Zulkifli Hasan di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan, selain meningkatkan kerja sama internasional, pemerintah saat ini juga terus berupaya untuk melindungi dan menjaga eksistensi produk lokal untuk menumbuhkan perekonomian dengan melakukan pengetatan impor.
"Sebelumnya barang-barang dari mana pun asal masuk ke pelabuhan karena ada impor lintas batas negara atau crossborder. Ini mengancam produk dalam negeri karena kalah saing, ketika melihat ini kami tutup crossborder produk dengan harga kurang dari Rp1,5 juta di e-commerce untuk menjaga produk lokal," katanya.
Dia menjelaskan, selain melakukan pengetatan impor melalui penutupan impor langsung, pemerintah juga melakukan pengetatan pengawasan impor dengan mengubah post border menjadi border.
"Kemarin sudah saya perketat juga impor buah-buahan supaya yang di dalam negeri bisa berkembang. Jadi semua impor harus diatur dan diawasi, bukan sebaliknya malah ekspor yang dipersulit. Ini semua dilakukan agar produk UMKM dan petani bisa terlindungi," ucapnya.
Menurut dia, pengetatan impor tersebut dapat menumbuhkan laju perkembangan produk dalam negeri, dan meningkatkan konsumsi masyarakat akan produk domestik.
Dukungan atas adanya upaya proteksi dan menjaga eksistensi produk dalam negeri oleh pemerintah melalui pengetatan impor juga disampaikan oleh salah seorang pelaku UMKM di Lampung, Trianti.
"Dengan adanya langkah untuk menjaga produk lokal bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri terutama produk milik UMKM, kami mendukungnya (pengetatan impor)," ujar pelaku UMKM Lampung Trianti.
Ia menilai produk dalam negeri memiliki daya saing yang tidak kalah dari produk impor.
"Daya saing produk lokal tidak kalah dari produk impor. Tetapi memang harus terus disempurnakan untuk tetap menjaga kualitas serta pengemasannya yang menarik konsumen. Dengan memberi kesempatan produk lokal dikonsumsi oleh masyarakat telah membantu pertumbuhan UMKM lokal untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas usahanya," tambahnya.
Berita Terkait
Kementerian ESDM: Indonesia tak impor migas dari Iran
Senin, 15 April 2024 13:39 Wib
BPS: Nilai ekspor Lampung pada Februari 2024 naik 28,56 persen
Senin, 1 April 2024 21:07 Wib
Lampung terima tambahan 13 ribu ton beras impor
Kamis, 7 Maret 2024 22:23 Wib
BRIN sebut produksi singkong nasional untuk energi belum memadai
Minggu, 3 Maret 2024 6:07 Wib
Neraca perdagangan Lampung surplus 255,28 juta dolar AS
Jumat, 1 Maret 2024 14:35 Wib
Kilang Pertamina Plaju - Bea Cukai optimalkan ekspor-impor
Rabu, 21 Februari 2024 19:09 Wib
Bapanas: Pemerintah terus seimbangkan ketersediaan beras nasional
Minggu, 11 Februari 2024 15:53 Wib
BBPOM temukan gudang penyimpanan kosmetik impor ilegal di Pekanbaru
Rabu, 7 Februari 2024 5:37 Wib