LKS Alamanda beri bantuan kepada penjual sapu keliling di Tanggamus

id Bantuan,LKS ,Alamanda

LKS Alamanda beri bantuan kepada penjual sapu keliling di Tanggamus

Sejumlah anggota LKS saat memberikan bantuan (ANTARA/HO)

Tanggamus (ANTARA) - Ketua Lembaga Kesejahteraan Solial (LKS) Alamanda Rosawati Purwantari, memberikan bantuan berupa perabotan rumah tangga dan kebutuhan pokok kepada salah seorang warga penjual sapu keliling bernama Muhammad Salim Pekon (Desa) Talang Sepuh, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

"Bantuan yang diberikan ini berupa lemari pakaian, lemari rak piring, kasur, bantal, seprei, selimut, baju, mukena, sajadah, handuk dan bahan pokok," kata Rosawati Purwantari saat dihubungi dari Lampung Selatan, Minggu.

Dia mengatakan bantuan tersebut memang sudah setiap tahun diberikan kepada Muhammad Salim.

"Bantuan ini merupakan tahun ketiga, sebab setiap Ramadhan banyak yang berdonasi untuk Muhamad Salim. Tahun kemarin juga telah diserahkan TV, lemari, kasur, bahan pokok. Kemudian penyaluran  dua bulan sebelumnya mendapat donasi untuk beli seng buat dapurnya yang bocor," kata dia.

Roswati Purwantari juga berharap dukungan dan saling membantu untuk kehidupan Muhamad Salim dan keluarganya melalui LKS Alamanda, yakni Rek BRI 5773010011948534, atas nama Pejuang Sosial LKS Alamanda Tanggamus.

"Mari saudaraku semua kita saling membantu untuk kebutuhan mereka yg membutuhkan dengan cara berdonasi," katanya pula.

Sementara itu, Muhamad Salim mengaku sangat berterima kasih kepada orang baik dan LKS Alamanda Tanggamus yang telah memberikan perhatian kepada dirinya dan keluarga.

"Terima kasih yang tak terhingga, atas bantuan orang baik dan LKS Alamanda Tanggamus," katanya.

Dia mengaku akan terus berjuang berjualan sapu lidi secara keliling sebab hanya itu yang dapat dilakukannya.

Dia menceritakan pekerjaan itu sudah dia lakoni selama 20 tahun, bahkan tak jarang ia berjalan sampai ke Kabupaten Pesawaran yang ditempuh dengan berjalan kaki demi mendapatkan persentase Rp2 ribu dari setiap satu sapu lidi yang laku terjual. 

Muhamad Salim, tak miliki pilihan, sebab ia harus menafkahi istri dan seorang anaknya yang mengalami sakit gangguan mental. Meski renta dan tak berdaya, ia bahkan tidak memiliki keinginan untuk menjadi peminta-minta. 

Dia tetap tegar dan gigih menjalani hidup sebab tidak ada pekerjaan lain, yang dapat dilakukannya, lantaran tak miliki keahlian dalam mendulang rupiah untuk penghidupan keluarganya.